MotoGP Mandalika 2025

Makna Sembeq, Benda yang Digoreskan di Dahi Pembalap MotoGP

Sebagian besar pembalap MotoGP top 10 seperti Francesco Bagnaia atau Pecco hingga Marco Bezzechi tak luput dahinya digoreskan Sembeq.

Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
RITUAL Pemangku adat Bayan Raden Kertamono dan Kadispar Lombok Utara, Denda Dewi Tresni Budi Astuti, usai menyambut pembalap di Bandara Lombok dengan ritual Sembeq, Senin (29/9/2025).  

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Utara dan pemangku adat Bayan memberikan penjelasan terkait ritual adat Sembeq yang digoreskan di dahi pembalap MotoGP Mandalika 2025.

Sebagian besar pembalap MotoGP top 10 seperti Francesco Bagnaia atau Pecco hingga Marco Bezzechi tak luput dahinya digoreskan Sembeq saat tiba di Bandara Lombok malam ini, Senin (29/9/2025).

Bahkan, Pecco Bagnaia sempat kaget dan menghindar saat akan disembeq. 

Kadispar Lombok Utara, Denda Dewi Tresni Budi Astuti, mengungkapkan, pembalap kaget karena mungkin belum diinformasikan sebelumnya 

"Namun setelah kita explain kepada para pembalap termasuk Pecco tadi Alhamdulillah responsnya menerima dengan sangat positif," jelas Denda Dewi. 

Denda Dewi menyebutkan, pihaknya berkomunikasi intensif dengan pemprov NTB untuk mengangkat budaya yang ada di Lombok khususnya Lombok Utara. 

"Salah satu keunikan budaya yang terus bertahan sampai saat ini adalah prosesi menyembeq yang menampilkan atau memberikan ritual sebuah magnet energi di mana saat disembeq diharapkan memberikan keselamatan dan doa-doa penerima Sembeq bisa diwujudkan," jelas Denda Dewi. 

Baca juga: Pecco Bagnaia Kaget saat Jalani Ritual Sembeq di Bandara Lombok, Sempat Menghindar

"Sehingga di sinilah suistanable tourism akan bisa kita sounding ke dunia internasional bahwa kita punya keunikan tersendiri," sambungnya. 

Pemangku Adat Bayan, Raden Kertamono, menyampaikan, Sembeq terbuat dari campuran daun sirih, daun pinang dan kapur. 

"Semua bahan di itu dikunyah sehingga menghasilkan warna merah yang berarti tubuh manusia memerlukan darah merah. Kalau ndak ada darah dalam tubuh manusia ndak bisa apa-apa," jelas Raden Kertamono. 

Dijelaskan Kertamono, digoreskannya Sembeq ini maknanya adalah demi keselamatan pembalap yang akan mengikuti balapan di Sirkuit Internasional Mandalika. 

"Sembeq ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ini sebagai bentuk keselamatan jiwa dan keselamatan semuanya itu. Mudah-mudahan jadinya ada yang juara," terang Raden Kertamono. 

Lebih lanjut Raden Kertamono mengungkapkan, di Bayan Lombok Utara ritual adat Sembeq selalu dilakukan. Belum lama ini pemangku adat Bayan  juga telah melakukan Sembeq kepada menteri Kebudayaan RI. 

Sembeq ini, lanjut Kertamono, guna menolak bala, menolak sakit dan lain sebagainya. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved