IHSG Anjlok Hampir 3 Persen Saat Bursa Asia Menghijau, Investor Diminta Waspada Koreksi Lanjutan
IHSG merosot 2,94% ke 8.028 meski bursa Asia kompak menguat. Analis peringatkan potensi koreksi lanjutan ke level 7.850.
TRIBUNLOMBOK.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan jual signifikan pada sesi pertama perdagangan, Senin (27 Oktober 2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia dan RTI, IHSG turun 243,38 poin atau 2,94 persen ke level 8.028,33 setelah sempat menembus level psikologis 8.300 di awal sesi.
Secara keseluruhan, 550 saham melemah, 150 saham menguat, dan 107 saham stagnan.
Total nilai transaksi mencapai Rp17,79 triliun dengan volume 24,13 miliar saham. Penurunan ini menyeret seluruh 11 indeks sektoral ke zona merah, dengan sektor IDX-Property tertekan paling dalam (-4,53 persen), diikuti IDX-Energy (-4,45 % ) dan IDX-Industry (-3,76 % ).
Analis: IHSG Berpotensi Lanjut Terkoreksi
Menurut analis sekaligus Investment Advisor Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis T, penurunan IHSG sudah terkonfirmasi setelah indeks menembus rata-rata pergerakan 20 hari terakhir (MA20) di level 8.130.
“Investor perlu mewaspadai potensi koreksi lanjutan menuju area support di kisaran 7.850,” jelasnya seperti dikutip dari Kompas.
Ia menambahkan, munculnya pola death cross pada stochastic RSI dan bearish divergence antara IHSG dan indikator MACD mengindikasikan tekanan jual masih dominan.
Daftar Saham Paling Berpengaruh
Beberapa saham berkapitalisasi besar tercatat menjadi pemberat utama indeks, di antaranya:
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) anjlok 12,36 % ke Rp3.190,
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 7,51 % ke Rp320, dan
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) merosot 5,09 % ke Rp1.305.
Sebaliknya, sejumlah saham unggulan masih mampu menopang IHSG di tengah tekanan pasar:
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menguat 9,09 % ke Rp2.760,
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) naik 3,80 % ke Rp1.365, dan
PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) menguat 3,17 % ke Rp650.
Bursa Asia Justru Menguat
Ironisnya, ketika IHSG jatuh hampir 3 persen, mayoritas bursa Asia justru mengalami penguatan. Indeks Nikkei 225 Jepang menembus rekor baru di level 50.377,80, naik lebih dari 2 % , sementara Topix menguat 1,61 % . Optimisme pasar didorong oleh perkembangan positif dalam pembicaraan dagang AS–China dan rencana pertemuan antara PM Jepang Sanae Takaichi dan Presiden AS Donald Trump di Tokyo.
Menurut laporan Crédit Agricole CIB, pertemuan ini diharapkan menghasilkan langkah ekspansif untuk memperluas permintaan domestik Jepang dan memperbaiki keseimbangan dagang antarnegara.
Bursa lain di kawasan juga mencatat kenaikan serentak:
Kospi Korea Selatan melonjak 2,1 % menembus level 4.000,
Hang Seng Hong Kong naik 1,15 % ,
Shanghai Composite menguat 1,00 % , dan
S&P/ASX 200 Australia bertambah 0,54 % .
Kabar positif juga datang dari sektor hiburan Korea Selatan. Saham Hybe, agensi yang menaungi BTS, naik hampir 10 % setelah laporan Bloomberg mengonfirmasi rencana tur dunia 65 kota grup K-pop tersebut.
Outlook: Waspadai Koreksi, Fokus pada Sektor Defensif
Meskipun bursa global menunjukkan optimisme, analis menilai tekanan eksternal dan aksi ambil untung masih bisa menekan pasar domestik dalam jangka pendek.
Investor disarankan memperhatikan area support 7.850 dan mempertimbangkan rotasi portofolio ke saham-saham defensif seperti konsumer dan utilitas.
IHSG kemungkinan akan mencoba bertahan di atas level psikologis 8.000, namun jika tekanan jual berlanjut, koreksi lebih dalam bisa terjadi menjelang penutupan perdagangan hari ini.
Baca juga: Prediksi Skor Bhayangkara FC vs Persijap BRI Super League Senin 27 Oktober 2025 Jam 15.00, Link Live
Sumber: Kompas dan Kontan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.