TRIBUNLOMBOK.COM - Tinggal menghitung hari hingga Prabowo Subianto disumpah sebagai Presiden Republik Indonesia pada hari Minggu 20 Oktober 2024.
Isu-isu terkait nama calon menteri Kabinet Prabowo mulai muncul media sosial, termasuk siapa saja yang bakal menjadi Menteri Pendidikan.
Mulai Wakil Ketua Umum DPP Golkar Ace Hasan Syadzily, Rektor IPB periode 2023-2028 Arif Satria hinggaSekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti digadang-gadang sebagai calon Menteri Pendidikan yang dimaksud.
Lantas, seperti apa profil mereka?
Profil 3 Sosok yang Diisukan Jadi Calon Menteri Pendidikan Prabowo, Tak Ada Nama Nadiem Makarim
Profil Ace Hasan Syadzily
Ace Hasan Syadzily merupakan Wakil Ketua Umum DPP Golkar di bawah kepemipinan Bahlil Lahadalia.
Sebelumnya, Ace Hasan menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat.
Di Parlemen, Ace Hasan menjabat Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI.
Pemilik nama Tubagus Ace Hasan Syadzil ini lahir di Pandeglang, Banten pada 19 September 1976.
Ace Hasan Syadzily dibesarkan dalam tradisi pesantren yang kental dan aktivitas politik yang sangat kuat.
Dirinya merupakan putra dari pasangan KH Tb A. Rafei Ali dan Hj Siti Sutihat.
Ayahnya seorang pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah di Pandeglang dan juga aktivis Golkar di era Orde Baru dalam kepengurusan DPD Golkar Kab Pandeglang, Banten.
Ayahnya pernah menjadi anggota DPRD dari Golkar selama 4 periode.
Ace menyelesaikan sekolah dasarnya di Labuan, melanjutkan pendidikan pada Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya dan Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Pada tahun 1994 melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tahun 2001 melanjutkan Pendidikan S2 bidang Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia yang diselesaikannya pada tahun 2004.
Tahun 2010 melanjutkan studi S3 bidang Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran, Bandung, yang diselesaikannya tahun 2014.
Terbaru, Ace Hasan sempat membela Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep terkait tudingan gratifikasi penggunaan jet pribadi.
Sosok Arif Satria
Arif Satria merupakan Ahli Ekologi Politik dan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam, sekaligus Rektor IPB periode 2023-2028.
Namanya sempat masuk dalam daftar nama-nama yang diisukan masuk Kabinet Prabowo-Gibran.
Sebelumnya, lulusan S3 Kagoshima University, Jepang ini sempat menjabat sebagai dosen di Departemen Sosial Ekonomi Perikanan.
Pada tahun 2012, Arif pernah menjabat sebagai penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan.
Pria kelahiran 17 September 1971 ini juga terlibat aktif dalam penyusunan kebijakan kelautan dan perikanan sejak tahun 2002.
Di antaranya UU Perikanan 31/2004, Revisi UU Pengelolaan Perikanan, serta sejumlah Peraturan Pemerintah dan Menteri.
Sejumlah penghargaan baik nasional maupun internasional pun pernah diraihnya.
Seperti Dosen Berprestasi III IPB, penghargaan dari Rektor IPB pada tahun 2007.
Kemudian, The First Winner of the JIFRS Yamamoto Prize on Yamamoto Award for the Best Paper at International Institute for Fisheries Economics and Trade (IIFET) Conference pada tahun 2008
Selain itu, ia mendapat Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa. Penghargaan tersebut, dari Menteri Pendidikan Nasional RI
Lalu, Satyalancana 10 tahun pada tahun 2013.
Prestasi lainnya, yakni penghargaan sebagai Akademisi yang telah Mendukung Pengembangan SDM Perikanan dan Penyuluhan Perikanan tahun 2013.
Penghargaan tersebut didapat dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI.
Pada Pilpres 2024 lalu, Arif Satria sempat didapuk menjadi panelis Debat Cawapres pada Minggu, 21 Januari 2024.
Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah
Dilansir kompas.tv, Abdul Mu’ti terpilih sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027, dan menjadi periode keduanya sebagai Sekum PP Muhammadiyah.
Pemilihan dan penetapan Mu’ti sebagai Sekum PP Muhammadiyah tersebut digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Minggu (20/11/2022) siang.
Abdul Mu’ti merupakan seorang cendekiawan Islam Indonesia. Ia menamatkan pendidikan dasarnya di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 1986, dan meraih gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang pada tahun 1991.
Kemudian ia mengenyam dan menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Flinders, Australia Selatan pada tahun 1996. Ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di UIN Syarif Hidayatullah.
Abdul Mu’ti tercatat sebagai anggota Muhammadiyah sejak tahun 1994, dengan nomor anggota 750178, dan pernah menjabat sebagai Sekretaris PWM Jawa Tengah periode 2000-2002.
Kemudian pada periode 2002-2006 menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah dan merangkap menjadi Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010, lalu menjadi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sejak tahun 2017.
Abdul Mu'ti pernah menjadi bagian dari anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat pada Agama dan Pluralisme, dan masyarakat eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian.
Ia juga pernah masuk ke dalam 200 daftar mubalig "Mubalig Indonesia" yang direkomendasikan Kementerian Agama pada Jumat 18 Mei 2018.
Berikut profil dan biodata Abdul Mu’ti:
Tempat & tanggal lahir: Kudus, 2 September 1968.
Alamat/Tempat tinggal: Jl. Talas V, RT.01/09, Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangeran Selatan, Banten.
Riwayat Pendidikan:
1) MI Manafiul Ulum Kudus;
2) MTs Negeri-Kudus;
3) MA Negeri-Kudus;
4) Fak Tarbiyah IAIN Walisongo-Semarang;
5) Flinders Univ South Australia;
6) UIN Syari Hidayatullah Jakarta.
Riwayat Pekerjaan:
1) Dosen IAIN Walisongo (1993-2013);
2) Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2014- sekarang);
3) Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 2011-2017; 4) Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan 2019-2021.
Kegiatan organisasi (jabatan dan tahun) di Muhammadiyah:
1) Sekretaris Dikdasmen PP Muh (2005-2010);
2) Sekretaris PP Muhammadiyah (2010-2015);
3) Sekretaris Umum PP Muhammadiyah (2015-2022, 2022-2027).
Di luar Muhammadiyah:
1) Advisor The British Council (2006-2008);
2) Penasehat Islam Indonesia-Inggris (2007-2009);
3) Executive Committee ACRP (Asian Conference of Religion and Peace (2010-2015).
Tolak Jabatan Wakil Menteri
Abdul Mu'ti pernah menolak tawaran Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) saat ditawari jabatan wakil menteri.
Ia menolaknya karena merasa tidak mampu mengemban jabatan wakil menteri tersebut.
Sebelumnya ia mengaku sempat di dihubungi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Namun setelah beberapa waktu, Mu'ti berubah pikiran.
"Saya merasa tidak akan mampu mengemban amanah yang sangat berat itu. Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut," kata Mu'ti, dikutip Tribunnews.com.
Usulan Ketua Umum PAN Zulkfili Hasan
Sejumlah nama mulai muncul sebagai calon menteri dalam kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024.
Nama-nama tersebut tidak hanya berasal dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), namun juga dari luar partai pendukung Prabowo.
Selain itu, tokoh-tokoh dari organisasi massa (ormas) juga diperkirakan akan mengisi jajaran pembantu Presiden Prabowo.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menyatakan bahwa prediksi mengenai nama-nama baru dalam bursa kabinet mendatang hanya diketahui oleh Prabowo sendiri.
"Karena dia yang menyusun. Dia yang, katakanlah, mencari sosok-sosok figur di luar nama-nama yang beredar. Ya, mungkin saja," ujar Ujang kepada KONTAN, Minggu (6/10/2024).
Ujang enggan menyebutkan nama-nama tokoh yang mungkin masuk dalam kabinet. Menurutnya, selain nama-nama yang sudah sering disebut-sebut, figur baru yang mungkin muncul sangatlah spekulatif.
Mengenai siapa yang akan masuk kabinet, terutama tokoh di luar nama-nama yang sudah muncul, Ujang menegaskan bahwa hanya Prabowo dan Tuhan yang tahu.
"Jadi, kalau soal prediksi calon atau nama baru, saya tentu tidak bisa. Itu sifatnya spekulatif, bukan prediktif, karena tidak jelas siapa saja nama-nama baru itu," katanya, seperto dilansir kontan.co.id.
Selain calon menteri dari partai politik, Ujang juga menekankan bahwa unsur organisasi massa (ormas) selalu mendapat tempat dalam pemerintahan baru. "Kalau saya melihatnya, ada ya, jatah untuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah," jelasnya.
Menurut Ujang, tokoh-tokoh dari NU yang berpotensi masuk kabinet antara lain Gus Ipul atau Saefullah Yusuf, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU.
Saat ini, Gus Ipul menjabat sebagai Menteri Sosial dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Ia menggantikan Tri Rismaharini yang mengundurkan diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024.
Sementara itu, dari Muhammadiyah, nama yang mencuat adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.
Ujang mengakui belum ada nama lain dari NU maupun Muhammadiyah yang secara pasti masuk dalam radar calon menteri Prabowo.
"Tapi nama yang muncul dari jatah ormas NU kelihatannya Sekjen PBNU. Dari Muhammadiyah, yang paling menonjol adalah Prof Abdul Mu'ti," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan berharap agar menteri pendidikan dalam kabinet Prabowo-Gibran berasal dari kader Muhammadiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyatakan bahwa pilihan Prabowo dalam menyusun kabinet akan mewakili semua golongan masyarakat.
Sumber Tribunnews.com: Isu Calon Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo-Gibran, Ace Hasan hingga Rektor IPB: