Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok menargetkan dapat akreditasi unggul di tahun 2025.
Direktur Poltekpar Lombok Dr Ali Muhtasom mengatakan, saat ini hanya Polktekpar Bandung yang telah mendapatkan akreditasi unggul. Ia berharap pada tahun 2025 lembaganya sudah mendapatkan hasil yang sama dengan segala persiapan yang telah dilakukan.
"Saat ini baru Polktekpar Bandung yang sudah menyandang status akreditas unggul. Mudah-mudahan tahun depan Poltekpar Lombok juga bisa memperoleh status tersebut. Proses untuk kesana sudah berkala," ungkap Ali Muhtasom singkat saat dikonfirmasi via WhatsApp Selasa, (10/9/2024).
Sementara itu, Kasubag ADUM sekaligus Humas Poltekpar Lombok Herry Sastrawan, menambahkan, akreditas unggul merupakan penilaian tertinggi untuk perguruan tinggi.
Dengan menyandang status tersebut, maka sebuah perguruan tinggi dinyatakan sangat kompeten dalam menjalankan tugas tri dharma perguruan tinggi.
Yaitu Penggajaran, Penelitian dan Pengabdian Yang tentunya juga akan semakin menambah kepercayaan publik kepada Poltekpar Lombok ke depanya.
Dikatakan Herry Sastrawan, menyandang status tersebut bukan perkara mudah. Apalagi sekelas Poltekpar Lombok yang tergolong kampus baru dibandingkan dengan Poltekpar Bandung ataupun Bali yang usianya sudah cukup lama.
Kendati demikian Poltekpar Lombok akan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menyandang status unggul tersebut.
"Poltekpar Lombok diberikan waktu oleh pemerintah pusat sampai akhir tahun ini untuk melengkapi semua dokumen dan persyaratan yang dibutuhkan terkait proses penilaian akreditasi tersebut," jelas Herry.
Karena penilaiannya sendiri baru akan dilaksanakan setelah dokumen tersubmit dengan lengkap hingga akhir tahun ini.
Baca juga: Poltekpar Lombok dan ITDC MoU Pengembangan SDM Pariwisata untuk KEK Mandalika
Nantinya, setelah dokumen dan persyaratan sudah lengkap, tim penilaian akan melakukan visitasi ke Poltekpar Lombok. Untuk mengecek kesesuaian dokumen dan persyaratan dengan kondisi di lapangan.
"Prosesnya masih cukup panjang dan kita sejauh ini terus berupaya melengkapi semua dokumen serta persyataran yang dibutuhkan," imbuh Herry.
Untuk bisa menyandang status unggul, banyak hal yang dinilai. Tidak hanya soal ketersediaan sarana penunjang pendidikan saja, namun juga kompetensi sumber daya manusia (SDM) pengajar yang ada.
"Termasuk juga dukungan dan kemitraan dengan pemerintah, lembaga Pendidikan, Industri serta masyarakat . Semua aspek kita persiapkan," pungkasnya.
(*)