Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Istri dan keluarga Gusti Bagus Jelantik, warga Cakranegara, Kota Mataram tak menyangka akan ditemukan tewas di pinggir jalan belakang kantor Pemerintah Kota Bima, Sabtu (5/8/2023) pagi.
Gusti Bagus Jelantik ditemukan dalam kondisi wajah penuh luka dan darah, pada bagian wajah dan kepala.
Saat ia ditemukan warga sekira pukul 06.00 WITA, korban mengenakan baju merah daleman hitam, celana pendek warna biru dan sepatu olahraga.
Lurah Lewirato, A Munir Hariadin kepada wartawan, mengungkap kesaksian istri korban setelah mendapatkan informasi kondisi suaminya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Belakang Kantor Pemerintah Kota Bima Pagi Ini
Menurut istri korban kata Munir, korban berpamitan pergi joging atau lari pagi. Namun korban tak kunjung kembali dan melakukan pencarian.
Saat pencarian tersebut, sang istri tidak menyangka menemukan foto suaminya telah beredar di media sosial dalam kondisi meninggal dunia.
"Istrinya melakukan pencarian dan mendapat informasi kematian suaminya di media sosial," jelas lurah.
Istri korban mengaku, ia dan suaminya baru berada di Kota Bima sepekan terakhir dan tinggal bersama di rumah keluarganya di Kelurahan Lewirato Kota Bima.
"Korban bersama istri tinggal di pabrik tahu milik keluarganya di Lewirato," ungkap Munir.
Pada berita sebelumnya, warga dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat di jalan raya belakang Kantor Pemerintah Kota Bima.
Awalnya mayat tersebut tidak diketahui identitasnya, karena tidak ada Kartu Identitas Penduduk (KTP) atau pun selular genggam ditubuhnya sebagai petunjuk.
Kondisi korban saat ditemukan di penuhi luka dan darah, pada bagian wajah dan kepalanya.
Tim Inavis dan Reskrim Polres Bima Kota, langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi korban.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Polres Bima Kota terkait kasus ini, termasuk penyebab kematian korban apakah karena kecelakaan atau karena tindakan penghilangan nyawa.
(*)