Idul Fitri 2023

Cerita Mahasiswa Lombok Timur di Turki, Dapat "THR" Lebaran dari Warga Lokal

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika
Editor: Robbyan Abel Ramdhon
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Miftahussurue (setelan krem), mahasiswa Lombok Timur yang sedang menempuh pendidikan S2 di Turki, sedang berfoto mengabadikan momen Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Tradisi memberikan bingkisaan saat Hari Raya Idul Fitri, lumrah dilakukan masyarakat.

Tradisi ini biasanya diparodikan dengan sebutan Tunjangan Hari Raya (THR).

Tak hanya di Indonesia, bagi-bagi THR juga dilakukan oleh warga negara di luar negeri.

Seperti halnya mahasiswa di Turki ini, yang bercerita, bahwa di tempat mereka bagi-bagi THR juga menjadi kebiasaan khas saat Idul Fitri.

Baca juga: Miniatur Aladin, Unta hingga Kura-Kura Warnai Malam Takbiran di Desa Sukamulia Lombok Timur

Miftahussurur, mahasiswa asal Lombok Timur yang kini tengah menempuh pendidikan S2 di Turki, bercerita tentang pengalamannya menerima THR di Turki.

"Tahun ini sudah tahun kedua saya Lebaran di Turki, hal uniknya di sini itu mahasiswa bisa mendapatkam THR dari masyarakat, berjuta bahkan sampai puluhan juta (jumlah uangnya)," ucap warga Masbagik, Lombok Timur itu saat dihubungi TribunLombok.com, Sabtu (22/4/2023).

Ia menurutnya, bagi-bagi THR yang dilakukan warga Turki sudah menjadi kebiasaan lokal selama hari Raya Idul Fitri.

"Masyarakat Turki itu pasti setip bertemu mahasiswa akan memberikan THR hingga dengan Rp800 ribu uang indonesia untuk satu orang," katanya.

Baca juga: Jadwal Kapal Rute Padangbai Menuju Lembar, 25 April 2023: Bali - Lombok

Tak hanya mahasiswa asal Indonesia, warga juga ringan tangan membagikan THR untuk mahasiswa yang berasal dari negara lain, maupun yang dari Turki sendiri.

"Karena memang orang Turki, sama pelajar apalagi penghapal Al-Quran, mereka sangat memperdulikaannya," terangnya.

Miftah menilai, kebiasaan warga Turki membagikan THR ini, merupakan bentuk kebudayaan kasih sayang mereka terhadap sesama.

Karena itu, mereka cenderung tidak mudah membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama manusia, sekalipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda.

Menurut Miftah, hal positif seperti itu mestinya bisa ditiru oleh masyarakat di Indonesia.

"Masyatakat Turki itu tidak melihat siapa kita, dari mana asal kita, hal seperti itu yang mesti diikuti masyarakat kita di Indonesia," demikian Miftahussurur.

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Berita Terkini