Berita Kota Mataram

Sosok Ahyar Abduh di Mata Keluarga dan Kerabat, Bapak Pembangunan Kota Mataram yang Diteladani

Penulis: Robby Firmansyah
Editor: Robbyan Abel Ramdhon
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RTGB (kemeja hitam) turut menyolatkan jenazah almarhum mantan Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, Rabu (5/4/2023).

Laporan wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Wafatnya Wali Kota Mataram periode 2010-2021 TGH Ahyar Abduh meninggalkan kenangan tersendiri bagi keluarga dan kerabat.

Kabar wafatnya mantan orang nomor satu di Kota Mataram itu diumumkan pertama kali oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (4/4/2023) pukul 16.08 WITA.

Sepupu Ahyar Abduh, TGH Ahmad Mujtahid menceritakan bagaimana mereka melewati masa kecil bersama.

Ahyar Abduh dikenal sebagai sosok yang penurut dan ramah.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mertua Gubernur NTB Zulkieflimansyah Meninggal Dunia

"Waktu kami masih kecil, saya satu bantal dengan beliau dulu," kata Ahmad Mujtahid, Rabu (5/4/2023).

Mujtahid mengatakan, sosok yang dikenal sebagai bapak pembangunan Kota Mataram itu patut diteladani oleh anak-anaknya.

Terpisah, ajudan Ahyar Abduh, Lalu Heru Nuryadin mengatakan, banyak pembangunan yang telah dilaksanakan oleh almarhum.

Ia berharap segala pencapaian itu dicatat sebagai amal ibadah.

Baca juga: Profil H Ahyar Abduh, Perjalanan Karir Politik dan Sepak Terjang Membangun Kota Mataram

"Selama 27 Tahun TGH Ahyar Abduh berikhtiar mengabdikan dirinya untuk membangun kota Mataram, sehingg layak dijuluki Bapak Pembangunan Kota Mataram," kata Heru.

Karir politik Ahyar Abduh dimulai dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram.

Ketika itu dia dimandatkan menjadi Wakil DPRD Kota Mataram dan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Mataram periode 1999-2004.

Kemudian pada tahun 2004 ia dilantik menjadi ketua DPRD Kota Mataram.

Ahyar Abduh melanjutkan karir politiknya menjadi Wakil Wali Kota Mataram mendampingi TGH Ruslan pada tahun 2005-2010.

Setelah itu barulah dia maju menjadi Wali Kota Mataram di tahun 2010 bersama Mohan Roliskana hingga 2021.

Rumah Masa Kecil TGH Ahyar Abduh

Para pelayat terus berdatangan ke rumah duka yang terletak di Gang Jebak Belek, Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram.

Abduh kecil tingal di tengah pemukiman padat penduduk.

Jalan menuju kerumah Ahyar Abduh hanya bisa dilalui sepeda motor, jika ada dua sepeda motor berlawanan arah salah satunya harus berhenti terlebih dahulu.

Pelayat laki-laki yang datang langsung melaksanakan salat jenazah terlebih dahulu.

Dari pantauan TribunLombok.com di lokasi pada Rabu (5/4/2023), lebih dari 20 kali salat dilaksanakan.

Terdengar lantunan surat yasin dari dalam rumah yang dibacakan pelayat perempuan.

Di antara para peziarah hadir seluruh pegawai dari berbagai instansi baik di Kota Mataram maupun Provinsi NTB.

Tidak hanya itu, tokoh masyarakat seperti Ketua Pengurus Besar Nahdatul Wathan RTGB Zainudin Atsani beserta keluarga hadir.

Sebelumnya hadir juga Ketua Pengurus Besar Nahdatul Wathan Diniyah Islamiah (NWDI) TGB Zainul Majdi.

Rumah sederhana peninggalan orang tuanya sudah ditempati Abduh sejak lahir.

Di depan rumah terdapat bangunan yang biasanya digunakan untuk pengajian oleh masyarakat setempat.

Di rumah sederhana inilah Abduh menghabiskan masa kecilnya.

Diketahui dia pernah menjadi guru ngaji, kemudian guru di salah satu madrasah sebelum akhirnya berkiprah di politik.

Selain rumah sederhana peninggalan orang tuanya, Mantan Wali Kota Mataram ini juga diketahui memiliki rumah di Lingkungan Kekalek, Kota Mataram.

Jenazah Almarhum akan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga yang berada Masjid Riyadhus Shalihin Lingkungan Perigi, Kelurahan Dasan Agung, tidak jauh dari rumahnya.

Mantan ajudanya mengatakan dahulu Ahyar Abduh Berwasiat jika suatu hari nanti ia wafat maka jenazahnya dimakamkan dekat dengan kubur orangtuanya.

"Dulu almarhum pernah berpesan jika nantinya wafat, ia ingin dimakamkan dekat abahnya," kata Heru.

Sepanjang jalan mulai dari Gang Jebak Belek, karangan bunga ucapan belasungkawa berjajar rapi.

Sampai menjelang zuhur pukul 12.00 WITA karangan bunga dari kerabat terus berdatangan.

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Berita Terkini