Ramadhan

Tradisi Mandi Junub Massal di Lombok Barat Sambut Ramadhan 2023, Begini Maknanya

Penulis: Sinto
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bebersinan di Lombok Barat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Dalam tradisi prosesi mandi sapar atau mandi besar atau mandi junub, masyarakat Lombok juga menyebutnya Bebersinan.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Masyarakat Lombok Barat memiliki tradisi tersendiri bahkan unik menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Sehari sebelum ibadah puasa dilakukan, masyarakat Lombok Barat melakukan tradisi unik yang dinamakan tradisi penampahan.

Tradisi tersebut dimulai dengan prosesi mandi sapar atau mandi besar atau mandi junub.

Masyarakat percaya jika mandi ini merupakan perantara untuk membersihkan diri baik secara lahir maupun batin.

Dalam tradisi ini masyarakat Lombok juga menyebutnya "Bebersinan".

Baca juga: Roah Kebian, Tradisi Masyarakat Desa Rembitan Lombok Tengah Sambut Ramadhan

Beragam versi oleh warga yang melakukan hal ini mulai dari warga yang melakukan prosesi mandi di rumah mereka masing-masing.

Ada pula yang mandi besar di danau atau sendang sebagaimana banyak dijumpai di sejumlah air terjun terkenal di Lombok.

Seperti Air Terjun Kembang Kuning (Otak Kokok), Air Terjun Sendang Gile di Lombok Utara atau di Taman Raja Kolam Air Awet Muda, Narmada, bahkan di pemandian Sesaot Lombok Barat.

“Ada juga warga Lombok yang melakukan prosesi penampahan ini dengan mandi di pantai baru, membilasnya dengan air tawar. Mandi di pantai diyakini sebagai cara untuk meluruhkan segala jenis kesalahan dan dosa,” kata Budayawan Lombok L Sahnan Kamis, (23/3/2023).

Menurutnya, laut lepas nan luas juga dipercaya bisa menghanyutkan semua keburukan yang ada dalam diri seseorang.

Setelah mandi di pantai, mereka akan melanjutkan dengan mandi dengan air tawar.

Tujuannya untuk mensucikan diri sebelum masuk ke bulan Ramadan.

Tradisi Lombok lainnya menyongsong Ramadan, umat islam di Lombok akan melakukan ziarah kubur ke makam keluarga yang sudah meninggal.

Selain itu tak lupa juga berziarah ke makam alim-ulama atau tokoh agama yang disegani.

Misalnya Makam Loang Baloq, Makam Batu Layar, Makam Tuan Guru Saleh Hambali (Bengkel, Lombok Barat) atau Makam Ketaq (Tuan Guru Lopan) di Lombok Tengah.

Umat Islam di Lombok juga akan melakukan aksi saling memaafkan dengan keluarga, kerabat dan tetangga.

Baca juga: Wisata Lombok, Mengenal Tradisi Betetulak saat Perayaan Maulid di Lombok Timur

Ini bertujuan untuk melebur kesalahan sebelum memasuki bulan puasa.

Setelah acara ziarah dan bermaaf-maafan ini selesai, umat islam di sini bakal mengadakan pengajian atau dzikir bersama.

Kegiatan ini disebut juga acara "Roahan" atau kenduri (selamatan) yang biasanya dilakukan di masjid atau mushola.

Ada pula yang menggelar pengajian atau dzikir di rumah warga.

(*)

Berita Terkini