Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Masyarakat suku Sasak di Lombok Tengah bagian selatan melakukan tradisi unik menjelang bulan suci Ramadhan yaitu Roah Kebian.
Masyarakat Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah melakukan Roah Kebian di Musala Nurul Ikhlas.
Berdasarkan TribunLombok.com, sejumlah ibu mengantarkan makanan menuju ke musala untuk makan bersama-sama sehari sebelum dilaksanakan ibadah puasa.
Sebelum acara makan bersama, terlebih dahulu digelar doa dan zikir sebagai ungkapan rasa syukur atas kedatangan rajanya bulan ini.
Tokoh agama Kecamatan Pujut, Dr. Fathurahman Al Pujuti mengungkapkan, makna Roah Kebian adalah wujud kebahagiaan datangnya bulan Ramadhan.
Baca juga: Tradisi Remaja Masjid Al-Ikhlas Ponggong Sambut Ramadan, Gelar Bersih Karpet Masjid di Sungai
Ungkapan rasa syukur ini selanjutnya kemudian diwujudkan dengan memberikan makan kepada tetangga sekitar rumah.
"Maknanya juga adalah untuk mengingat para almarhum dan almarhumah bahwa bulan Ramadhan telah tiba sehingga harus banyak beribadah. Termasuk meningkatkan silaturahmi dengan sesama muslim," terang tokoh yang juga Ketua Pondok Pesantren Al Irsyad Gentang ini.
Dengan adanya roah Kebian ini, maka masyarakat bisa saling memaafkan agar bisa menjalani ibadah puasa dengan lebih nyaman karena dikhawatirkan sebelumnya ada hal-hal yang membuat sakit hati.
Roah Kebian memiliki sisi positif yang luar biasa yang menurut Fathurahman adalah rasa syukur bisa kembali menemui bulan Ramadhan.
"Roah itu syukuran sedangkan Kebian itu adalah sore atau mendekati maghrib. Jadi melakukan zikir kepada Allah SWT dan berdoa meminta kepada-Nya," beber Fathurahman yang merupakan pengurus Muhammadiyah Lombok Tengah ini.
Roah Kebian ini memang dapat ditemukan di berbagai daerah di Lombok ini namun di Lombok Tengah roah Kebian bisa dilakukan berkali-kali.
(*)