Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Bagi Tim Nakoela Universitas Indonesia (UI), trek Sirkuit Mandalika merupakan trek yang paling sulit dan tricky.
Hal tersebut diungkapkan oleh manager team dari Nakoela UI Rayhan Danendra saat diwawancara Tribunlombok.com di Sirkuit Mandalika, Sabtu (14/10/2022).
"Trek Sirkuit Mandalika sangat sulit karena memang merupakan trek yang diperuntukkan untuk balapan. Jadi banyak banyak sekali kami temukan titik-titik yang belok lalu tanjakan dan kemudian turunan," ungkap Rayhan.
Sementara bagi Tim Nakoela UI tidak boleh ngegas dengan kecepatan yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.
Baca juga: Universitas Indonesia Gunakan Nama Tokoh Pewayangan di Shell Eco-marathon 2022
Konsekuensinya jika ngebut dengan kecepatan tinggi bisa boros, sedangkan jika terlalu rendah nantinya bisa tidak mendapatkan waktu yang diinginkan.
Jadi, Tim Nakoela UI harus benar-benar memahami driving stratey dan hasilnya sudah terlihat saat melakukan free practise selama tanggal 13-14 Oktober 2022.
"Namun saat ini kami sudah menemukan titik-titik yang tricky dan on track result yang didapatkan hingga hari ini, adalah 839 km/l)," terang Rayhan.
Selama mengikuti uji coba sendiri, Tim Nakoela UI atau disebut juga dengan Tim Super Mileage Vehicle Universitas Indonesia (UI-SMV) tidak pernah mengalami trouble selama berada di dalam trek.
Baca juga: Tim SEMAR PROTO UGM Mengincar Juara di Ajang Shell Eco-marathon Mandalika 2022
Kedepan, Tim Nakoela UI berharap agar penyelenggaraan bisa lebih meriah setelah selama dua tahun terakhir vakum karena pandemi COVID-19.
Apalagi melihat penyelenggaraan sebelum pandemi, jumlah peserta sendiri sangat banyak sekali.
Sementara pada tahun 2022 ini, Rayhan menilai pesertanya masih kurang dari yang diharapkan.
"Jadi mungkin ini masih transisi pandemi, saya harap kedepan lebih seru lagi, lebih menantang lagi, lebih banyak lagi yang ikut, kategori yang dimainkan sehingga mahasiswa Indonesia bisa lebih kompetitif lagi," pungkas Rayhan.
Dalam ajang Shell Eco-marathon Nakoela UI membawa kendaraan berupa prototipe yang digunakan dalam kompetisi yang sudah bergulir sejak tahun 1985 di Perancis tersebut.
Kendaraan ini sudah dikembangkan sejak tahun 2017 dan merupakan generasi kedelapan.
Bentuknya menyerupai kapsul agar mendapat jarak tempuh yang lebih jauh.
Memiliki bentuk yang menyerupai peluru roket, Rayhan mengatakan kendaraan dengan nama UI-SMV NAKOELA itu sanggup mendapatkan tingkat efisiensi hingga 1.143 km/liter.
Ini merupakan rekor yang belum ditembus kompetitor lain secara nasional.
Tingkat performa mesin hasil rancangan Rayhand dan timnya diklaim lebih besar 20 persen jika dibandingkan dengan mesin motor konvensional lain yang memiliki kubikasi serupa.
Pengujian yang dilakukan pernah 5 detik sudah bisa capai 30 km/jam, kalau mesin biasa yang sama paling sekitar 8 detik.
Ditambah, bobot untuk mobilnya saja 45 kg, kalau driver 55-60 kg, kalau ditotal kira-kira 95-100 kg.