TRIBUNLOMBOK.COM - MAH (21), penjual es di Madiun, harus berurusan dengan pihak berwajib setelah membuat channel Telegram Bjorkanism.
Yap, MAH diduga berkaitan dengan hacker Bjorka yang tengah viral dalam beberapa waktu terakhir.
Walhasi, sang penjual es di Madiun itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Channel Telegram itu kemudian digunakan untuk mengunggah ulang tulisan Bjorka.
Tak hanya itu, kanal tersebut rupanya hendak dibeli oleh Bjorka sendiri.
MAH tak menyangka ada yang tertarik dan berniat membeli kanal buatannya tersebut.
"Hokinya lagi yang beli orangnya (Bjorka) langsung," tutur dia seperti dikutip dari Kompas.
Kanal tersebut, kata MAH, ia jual pada 10 September 2022 dengan harga 100 dollar AS.
Bjorka kemudian meminta dompet digital MAH.
Ia ingin mengirimkan 100 dollar AS dalam bentuk Bitcoin.
Baca juga: Pedagang Es di Madiun Ngaku Sempat Berkomunikasi dengan Bjorka: Dugaan Saya Dia di Luar Negeri
Usai transaksi jual beli tersebut, kanal Telegram Bjorkanism tidak lagi menjadi milik MAH.
Kendati demikian, MAH mengaku bersalah dalam kasus ini. Sebab, ia memberikan sarana bagi Bjorka melalui Telegram untuk mengunggah dan menyebarkan sesuatu.
"Saya memang salah karena memberi itu dan memberi sarana Bjorka untuk ngepost," aku dia, seperti diberitakan Kompas.com, (17/9/2022).
MAH mengaku, uang hasil penjualan kanal Telegram digunakan untuk membayar angsuran kredit sepeda motor dan membayar utang orangtuanya.
Pasalnya, selama ini gaji sebagai karyawan penjual minuman es asal Thailand hanya Rp 750.000 per bulan.
Jumlah tersebut tak cukup untuk membayar cicilan kredit sepeda motor maupun membantu orangtuanya.
"Uang hasil penjualan channel itu saya gunakan untuk membayar angsuran sepeda motor Rp 800.000 dan membantu orangtua saya," ungkapnya.
Sebelumnya, MAH sempat menjadi sorotan setelah diamankan oleh pihak berwajib.
MAH diduga terlibat dengan hacker Bjorka yang tengah viral dalam beberapa hari terakhir.
Sang pedagang es sempat dipulangkan pada Jumat (16/9/2022) setelah ditahan selama 2 hari.
Kini, polisi menyebutkan bahwa MAH telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Timsus telah melakukan beberapa upaya dan berhasil mengamankan tersangka berinisial MAH," kata Juru Bicara Divisi Humas Polri Kombes Ade Yaya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/9/2022) seperti dikutip dari Kompas.
Walau jadi tersangka, MAH tidak ditahan oleh aparat kepolisian.
MAH menjadi tersangka karena dianggap menjadi orang yang membuat channel Telegram Bjorkanism.
"Yang berperan sebagai penyedia chanel telegram dengan nama channel Bjorkanism," ucap dia.
Ade mengatakan, telegram itu digunakan untuk mengunggah informasi yang diunggah Bjorka.
Ia menyebutkan MAH sempat tiga kali beberapa membuat unggahan dalam telegram itu yakni pada 8-10 September 2022.
Baca juga: Ternyata Bukan Hacker Bjorka, Pemuda Madiun Ini Dibebaskan, Ibu: Kita Orang Tidak Punya
Beberapa unggahan itu di antaranya bertuliskan "stop being idiot" hingga "the next leaks will come from presiden republik of Indonesia".
"Adapun motif tersangka membantu Bjorka agar dapat menjadi terkenal dan mendapatkan uang," ucap dia.
MAH diketahui sebagai warga yang berdomisili di Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Sehari-harinya, MAH membantu orangtuanya berjualan es di depan pasar daerah Madiun.
Kades Banjarsari Kulon Bambang Hermawan yang mengungkapkan hal tersebut.
"Anak itu biasa jualan es di pintu masuk pasar," kata Bambang.
Sementara Prihatin, ibu MAH, mengatakan bahwa anaknya tidak memiliki komputer.
"Kami di rumah tidak punya komputer.
Dan untuk makan sehari-hari saja sudah repot," ujarnya, Kamis (15/9/2022).
Baca juga: Pria di Madiun Ditangkap Diduga karena Bjorka, Sang Ibu: Komputer Tak Punya, Buat Makan Aja Repot
Dikutip dari Tribun Jatim, yang Prihatin ketahui, anaknya hanya mempunyai satu ponsel.
Prihatin menilai bahwa anak keduanya itu cenderung pendiam dan jarang mengeluh.
Dia juga memandang, MAH, yang sehari-hari berjualan es di pasar, mencoba hidup mandiri dengan tidak merepotkan orangtua.
Oleh karena itu, Prihatin tak percaya bahwa anaknya seorang peretas, apalagi ia hanya seorang lulusan setingkat SMA.
Prihatin dan suaminya sendiri berprofesi sebagai buruh tani.
Kini, Prihatin bersyukur anaknya sudah dipulangkan oleh pihak berwajib.
Sementara itu, rekan kerja MAH Zani Dwi Harsanto sedari awal juga tidak percaya jika rekan kerjanya tersebut terlibat dalam peretasan.
Ia tidak pernah terlihat membawa barang elektronik seperti laptop dan alat canggih lainnya.
Satu-satunya barang elektronik yang dimiliki MAH adalah ponsel.
"Ponselnya itu setahu saya, Xiaomi Redmi 10," jelas Zani.
Baca juga: Bjorka Asal Madiun Disebut Hasil Salah Tangkap Polisi oleh Warganet
Zani sendiri bersyukur rekannya tersebut sudah dipulangkan seperti pemikirannya bahwa MAH tidak mungkin terlibat peretasan.
(Kompas/ TribunJatim)