Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Aliansi Mahasiswa HMI, KAMMI, dan HIMMAH NWDI Lombok Timur yang tergabung dalam Aliansi Laskar Banteng Hitam mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur.
Aliansi Laskar Banteng Hitam menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dinilainya menyengsarakan rakyat.
Kordinator Umum Aksi Muh. Aulia Habibur Rahman saat di temui TribunLombok.com mengatakan, kedatangan Aliansi Laskar Banteng Hitam murni menyuarakan ketidakadilan yang dirasakan masyarakat.
"Di saat rakyat Indonesia sedang berjibaku memulihkan kehidupannya untuk keluar dari himpitan krisis ekonomi akibat covid-19, pemerintah justru menaikkan BBM," tegasnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, menaikkan harga BBM akan membuat laju inflasi melonjak tinggi.
"Kenaikan BBM akan membuat inflasi semakin tinggi, para ahli ekonomi meyakini bisa mencapai lebih dari 7 persen jika Pertalite dinaikkan," sebutnya.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM Ricuh, Mahasiswa Geruduk Kantor DPRD NTB Ditembak Water Cannon
Selain itu kata dia, menaikkan harga BBM bersubsidi juga bisa berdampak pada kenaikan harga barang karena biaya transportasi mengalami kenaikan.
"Ini akan semakin memperparah kondisi masyarakat bawah, yang sudah dihadapi oleh lonjakan harga pangan selama beberapa bulan terakhir," tuturnya.
Begitupun dengan konsumsi rumah tangga, yang akan turut terdampak dari kenaikan BBM ini.
Padahal konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan porsi mencapai 51,47 persen dan masih mengalami pertumbuhan pada peride April-Juni 2022.
Begitu pun dengan berbagai persoalan menyangkut kehidupan rakyat yang akan terdampak kenaikan harga BBM, khususnya di Kabupaten Lombok Timur.
Ketua Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (Himmah NWDI) Zaeni Hasyari mengatakan, warga Lombok Timur merasakan betul bagaimana dampak kenaikan BBM.
Angka kemiskinan di Indonesia diklaim turun. Tapi dengan BBM setiap tahunnya mengalami kenaikan.