TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK - Puncak musim kemarau NTB diperkirakan akan terjadi pada dasarian (10 hari) II Juli 2022 ini.
BMKG Stasiun Klimatologi mengingatkan warga mengantisipasi dampak musim kemarau NTB.
Pada puncak musim kemarau NTB biasanya terjadi bencana kekeringan meterologis.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Dewo Sulistio Adi Wibowo dan Suci Agustiarini menjelaskan, terkait kondisi terknini iklim NTB.
Dimana curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Juli 2022 hampir seluruhnya didominasi kategori rendah (0 - 50 mm/das).
Baca juga: Perkiraan Cuaca Idul Adha di NTB, Cuaca NTB Cerah di Pagi Hari
Curah Hujan tertinggi terjadi di wilayah Labangka, Kabupaten Sumbawa dengan jumlah curah hujan sebesar 55 mm/dasarian.
Sifat hujan pada dasarian I Juli 2022 di wilayah NTB didominasi kategori Atas Normal (AN).
Namun sifat hujan Bawah Normal juga terjadi di sebagian Lombok Barat, Lombok Timur, sebagian kecil Sumbawa, dan Bima.
Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) Provinsi NTB umumnya dalam kategori sangat Pendek (1 – 5 hari).
Namun disebagian wilayah sudah terpantau HTH dengan katagori Panjang (21 – 30 hari).
"HTH terpanjang terpantau terjadi di wilayah Perigi Kabupaten Lombok Timur, sepanjang 37 hari (Sangat Panjang)," kata Dewo Sulistio.
Dinamika Atmosfer
Update Kondisi Dinamika Atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO : -0.66).
BMKG memprakirakan ENSO Netral akan berlangsung pada Juli-Agustus-September 2022.
Indeks IOD bulan Juni menunjukkan kondisi IOD Negatif diperkirakan kondisi IOD akan cenderung Netral-Negatif hingga Desember 2022.
Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran kecuali wilayah Sumatera bagian utara hingga tengah.
Terdapat pola siklonik yang terbentuk di barat Kalimantan Barat dan barat Sumatera.
Daerah pertemuan angin berada di sekitar Kepulauan Riau.
"Diperkirakan angin timuran akan tetap mendominasi wilayah Indonesia kecuali di wilayah Sumatera bagian utara hingga tengah," kata Dewo.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota di Indonesia Minggu, 10 Juli 2022: Mataram dan Serang Berawan
Pergerakan MJO saat ini terpantau aktif di wilayah Indonesia dan diperkirakan akan tetap aktif hingga pertengahan Dasarian II Juli 2022.
Potensi peningkatan pembentukan awan (OLR) di wilayah sekitar NTB diprakirakan akan masih dapat terjadi hingga akhir Juli 2022.
Rata-rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat yang diprakirakan akan tetap hangat hingga Oktober 2022.
Peluang Hujan
Pada dasarian II Juli 2022, diperkirakan masih ada peluang terjadi hujan dengan katagori rendah yaitu 20 - 50 mm/dasarian.
Terjadi di sebagian besar wilayah di Pulau Lombok, sebagian besar Kabupaten Sumbawa Barat, dan sebagian Kabupaten Sumbawa, dan Bima dengan besar peluang berkisar 10 - 40 persen.
Hujan dangan intensitas 50-100 mm/dasarian hanya berpotensi terjadi di sebagian kecil wilayah Sekotong, Lombok Barat dengan peluang sebesar 10 - 20 persen.
Peringatan Dini Kekeringan
Bencana Kekeringan Meteorologis yang kerap melanda NTB di musim kemarau terpantau mulai terjadi di sebagian wilayah NTB.
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis pada level siaga terdapat di Kecamatan Swela, Kabupaten Lombok Timur.
Sementara itu pada level waspada terdapat di Kecamatan Bolo dan Wawo Kabupaten Bima, Mataram, Batulayar Kabupaten Lombok Barat, Sambalia Kabupaten Lombok Timur, Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Buer dan Lape Kabupaten Sumbawa, Brang Rea dan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat.
Himbauan
Menuju periode puncak musim kemarau 2022, masyarakat perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kekeringan.
"Termasuk kebakaran hutan dan lahan hingga suhu dingin yang dapat menggagu aktivitas sehari-hari," imbuh prakirawan Suci Agustiarini.
Namun demikian, masih adanya potensi hujan ringan di sebagian wilayah di NTB.
Masyarakat juga perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti angin kencang yang dapat menyebabkan pohon tumbang.
"Masyarakat di NTB dapat memanfaatkan peluang adanya hujan ini dengan melakukan penampungan air," sarannya.
Hal ini guna mengantisipasi bencana kekeringan, khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.
Tetap perhatikan informasi BMKG guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan anda dan tetap selalu menjaga kesehatan.
BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Telepon 0370-674134 dan fax 0370-674135, Whatsapp : 085161597242 Website: iklim.ntb.bmkg.go.id
(*)