Kisah Penjual Bakso Terminal Mandalika, Jualan 40 Tahun untuk Hidupi 13 Anaknya

Penulis: Jimmy Sucipto
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Idris (65), pedagang bakso dan soto yang sudah berjualan selama 40 tahun di Terminal Mandalika Mataram, Sabtu (7/5/2022).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Di tengah hujan deras yang mengguyur Terminal Mandalika, seorang pria lanjut usia (lansia) mendorong gerobaknya.

Idris (65), nama pria itu.

Dia merupakan penjual soto dan bakso di Terminal Mandalika, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hujan dan cuaca kurang bersahabat hari itu tidak membuat Idris patah semangat.

Dengan sisa tenaga yang dimiliki dia terus menawarkan dagangannya ke orang-orang yang melintas.

Pekerjaan itu sudah dilakoninya sejak 40 tahun silam.

Hingga kini dia masih tetap istiqomah dengan usahanya itu.

Baca juga: Mengenali Babalo, Suporter Lombok FC yang Ingin Rangkul Para Pecinta Sepakbola NTB

Sebelum berjualan bakso di Terminal Mandalika, ia pernah berjualan di Pelabuhan Ampenan.

Kala itu, tahun 1960-an Pelabuhan Ampenan masih aktif dan menjadi pintu masuk ke Pulau Lombok.

Pelabuhan tersebut cukup sibuk.

Hingga saat ini dia masih mengingat beberapa nama kapal ternama saat itu, antara lain Kuda Putih dan Gunung Jati.

Tapi sejak Pelabuhan Ampenan ditutup tahun 1970, dia pun pindah mencari tempat baru untuk berjualan.

Idris hingga saat ini masih setia berjualan. Satu-satunya pekerjaan yang bisa dilakukan untuk menafkahi keluarga.

Pada puncak kedatangan pemudik di Terminal Mandalika saat ini, dia merasa agak sepi pembeli.

Ketatnya penjagaan di terminal selama pandemi Covid-19 membuatnya kesulitan.

Halaman
12

Berita Terkini