Laporan Reporter TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Keinginan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur memajukan pariwisata, terlebih keinginan masuk dalam 150 Desa Wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) ibarat jauh panggang dari api.
Faktanya masih terdapat tempat wisata di Lombok Timur yang tak terawat dengan baik.
Satu di antaranya adalah Taman Wisata Suryawangi Desa Labuhan Haji, Lombok Timur.
Padahal taman wisata ini adalah taman wisata yang pertama kali mendapatkan SK Pariwisata di Kecamatan Labuhan Haji.
Baca juga: Masuk 50 Besar ADWI 2021, Tiga Desa Ini Wakili NTB di Ajang Desa Wisata Indonesia
Tetapi dalam pantauan Tribunlombok.com Taman Wisata Suryawangi tampak kotor dengan sampah berserakan tidak hanya sampah plastik tetapi juga sampah dedaunan.
Juga pasilitas seperti tempat sampah yang sudah rusak dan kamar mandi yang kotor.
Begitupun juga rumput ilalang yang tumbuh menjulang di Taman Wisata ini.
Lebih lanjut di Taman Wisata Suryawangi ini sendiri terdapat Pokdarwis yang meimiliki jumlah personil sebanyak 15 orang.
Baca juga: Hadiri Rakerda SMSI, Sekda Lotim Dorong Media Bangkitkan Sektor Wisata di Lombok Timur
Tetapi tidak selalu kita harus menganggap pokdarwis salah sepenuhnya dalam kasus ini.
Menurut tuturan ketua Pokdarwis Bungaidi ini terjadi karena kurangnya perhatian Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata.
Ini disampaikan langsung Bungaidi kepada Tribunlombok.com pada Minggu (6/3/2022).
"Memang kita Pokdarwis disini personilnya ada 15, tetapi semangat mereka sudah tidak ada lagi," ungkapnya saat ditemua di rumahnya yang berada di Desa Suryewangi.
"Saya selaku ketua juga berapa kali menyampaikan kepada Dispar untuk disediakan peralatan kebersihan, seperti pemotong rumput, dan tempat sampah, tapi sampai sekarang belum ditanggapi, padahal tempat wisata ini kan sudah ada SKnya, yang pertama malah" sambung Bungaidi.
Meskipun begitu, Taman Wisata Suryewangi sendiri masih sering di kunjungi oleh wisatawan.
Meskipun tidak ada perawatan yang maksimal pengunjung yang datang ke Taman Wisata Suryewangi tetap harus merogok kocek alias membayar.
Satu motor di pungut biaya masuk rata-rata sebesar Rp5 rb.
Seorang pengunjung Citra Maulidia (22) asal Selong, Lombok Timur mengaku kondisi taman wisata ini juga harusnya dimaksimalkan.
"Saya masuk bayar di pokdarwis-nya Rp5 ribu, tapi pemandangan yang kita liat itu taman yang kotor, pantainya juga banyak sekali sampahnya," ungkapnya.
"Seharusnya di perbaiki lagi, kedepannya supaya banyak yang datang kesini," sambungnya.
Disisi lain karna kurangnya perawatan, pengunjung biarpun ada tetapi sedikit sekali yang berkunjung, ini berdampak juga bagi pedagang di sekitar taman.
Padahal untuk pedagang yang berjualan disana itu harus membayar sewa kepada Dispar sebanyak Rp400 rb satu tahunnya.
Munah (66) yang sudah berjualan 20 tahun di Taman Wisata Suryawangi menceritakan keluhannya.
"Saya sudah berjualan disini 20 tahun, dulu bagus, dan rame, jadi kita bayar Rp400 rb ke Dispar, tapi sekarang sedikit sekali pengunjung, dan banyak yang ngeluh juga karna pantainya kotor katanya," ungkapnya.
Dengan semaraknya Pemkab Lombok Timur memaksimalkan potensi wisata harapannya tentu daerah wisata yang sudah lama seperti Taman Wisata Suryawangi lebih diperhatikan lagi.
(*)