Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Distributor minyak goreng khusus kota dan Kabupaten Bima, membantah telah membohongi Diskoperindag Kota Bima.
"Saya tidak pernah keluarkan pernyataan sudah memesan lima kontainer minyak goreng," tutur Airav Margiano, Direktur CV Airav Putra yang merupakan distributor minyak goreng.
Ketika ditemui Jumat (18/2/2022), Airav dengan tegas mengatakan, berani dikonfrontir pernyataannya dengan pihak Diskoperindag Kota Bima.
Sembari menunjukan bukti pemesanan minyak goreng ke pabrik dalam WhatsApp miliknya, Airav meminta satu kontainer untuk membantu Operasi Pasar (OP) di Bima.
Akan tetapi pesan tersebut hanya tercentang dua berwarna biru, tanpa ada balasan dari pihak pabrik di Surabaya.
"Lalu dari mana ceritanya saya menyebutkan lima kontainer," tegasnya.
Baca juga: Kondisi Stadion Atletik di Kota Bima Tidak Terawat, Atlet Terancam Cidera
Airav juga membantah, dirinya yang takut merugi sehingga tidak memesan minyak goreng merek Bimoli.
Menurutnya, justeru dirinya rugi jika tidak melakukan order barang karena hanya mempekerjakan pegawai tanpa barang.
"Saya pesan ke pabrik, dengan harga dibawah 14 ribu rupiah. Masih untung saya. Saya rugi kalau kondisi sekarang. Barang tidak ada, pegawai tetap harus saya gaji," bebernya.
Airav juga mengungkap kepada TribunLombok.com, hasil komunikasinya dengan pihak pabrik Bimoli.
Menurutnya, produsen belum bisa menutupi biaya suplai ke Bima dengan biaya produksi saat ini.
Apalagi, bahan baku minyak goreng tidak disubsidi sehingga suplai ke daerah belum dilakukan karena belum tertutupi.
"Saya sebagai masyarakat awam soal ini, entah bagaimana pemerintah membuat keputusan. Di tingkat saya, tahunya order dan distribusi ke pedagang," katanya.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Nasib Ratusan CJH di Kota Bima Tak Jelas, Belasan Sudah Meninggal Dunia
Menurut Airav, ini pertama kali terjadi selama ia menjadi distributor minyak goreng.
Bahkan ia mengungkap kecemasannya, karena sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan.
"Satu bulan lagi, puasa. Jika situasi seperti ini, bahaya. Saya sangat cemas," akunya.
Airav berharap, ada langkah cepat dari pemerintah terkait kebijakan minyak goreng ini.
Karena baginya, percuma harga murah tetapi barang justeru tidak ada atau langka.
"Kami harap sebelum puasa sudah normal. Saya punya karyawan yang harus digaji. Jika terus begini, saya harus rumahkan sebagiannya," pungkas Airav.
Baca juga: Diberi Gelar Adat Tertinggi dan Keris oleh Majelis Adat Sasak, Ini Tanggapan Pangdam IX/Udayana
Sebelumnya, pihak Diskoperindag Kota Bima mengungkap, sikap distributor yang tidak jelas.
Diskoperindag merasa dibohongi, karena sebelumnya saat sidak, distributor segera memesan lima kontainer minyak goreng.
Sehingga Diskoperindag merasa yakin, pekan ini bisa dilakukan Operasi Pasar (OP) minyak goreng di Kota Bima.
Namun faktanya, hingga pekan berikutnya OP tak kunjung dilakukan karena menurut Diskoperindag, pihak distributor belum memesan minyak goreng.
(*)