TRIBUNLOMBOK.COM - Kondisi pengisi suara Abdul Hamid atau dikenal dengan Pak Ogah semakin memprihatinkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh istri Pak Ogah, Yuyun Widyawati.
Ia bahkan sampai harus begadang untuk menemani suaminya.
Perlu diketahui, Pak Ogah dinyatakan mengidap penyumbatan darah di otak.
Sudah setahun sejak dia divonis penyakit tersebut.
Kini, Pak Ogah jadi sering melantur sendiri.
Baca juga: Anggap Tuntutan untuk Gaga Tak Setimpal, Greta: Harus Dengerin Laura Anna Nangis karena Kaki Sakit
Baca juga: Hanna Kirana Meninggal Dunia: Riwayat Penyakit, Firasat, Pesan & Keinginan Terakhir Pemeran Zahra
Pak Ogah meracau dengan kata-kata yang kurang dimengerti.
Kepada istrinya, ia sering mengucap 'Teh, pulang yuk'.
Hal itu Pak Ogah sampaikan berkali-kali.
Sang istri mengartikannya sebagai keinginan untuk kembali menghadap Sang Pencipta.
Baca juga: Kondisi Terbaru Tukul Arwana setelah 2 Bulan Operasi Pendarahan Otak, Mulai Bicara Meski Terbata
"Ibu kalau tidur subuh karena dia (Pak Ogah) sering teriak-teriak 'pulang, pulang'.
Kalau kemarin minta pulang enggak di saat tidur, sekarang iya," kata Yuyun Widyawati saat ditemui Kompas.com di kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/1/2022).
Khawatir Pak Ogah terus mengajak untuk 'minta pulang', Yuyun menjadi lebih sering begadang untuk menemani suaminya.
"Kami di sini khawatir takut kenapa-kenapa, di sini sudah lima hari begadang terus.
Kumpul yang bisa ngaji ya ngaji, alhamdulillah ada rezeki panggil dua orang untuk ngaji, pada nginep untuk jagain," ujarnya.
Yuyun berujar, Pak Ogah sering mengamuk tidak kenal waktu.
Akhir-akhir ini lebih sering menjelang sore.
"Selama lima hari ini menjelang maghrib, matanya kosong, tapi kayak ngobrol sama orang, tapi orang yang sudah meninggal," ujar Yuyun.
Belum lama ini, kata Yuyun, Pak Ogah sering memanggil nama pencipta Si Unyil, mendiang Drs Suryadi atau Pak Raden dan neneknya yang sudah meninggal dunia.
Yuyun berujar, kebanyakan nama yang disebut suaminya adalah sanak saudara yang telah berpulang.
Diketahui, sejak divonis mengidap penyumbatan darah di otak setahun yang lalu, keseharian Pak Ogah lebih banyak dihabiskan di atas kasur seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Khawatir Pak Ogah Sering Meracau Minta Pulang, Istri Jadi Sering Begadang ".
Kisah Pak Raden dan Si Unyil
Dalam serial boneka legendaris, suara Pak Raden diisi pencipta karakter Si Unyil yakni Drs. Suyadi.
Menurut catatan Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986 (1986), suara Suyadi mirip Dursasana dan Burisrawa, jika marah akan mirip Baladewa dalam kisah pewayangan (hlm. 1089).
Tak semua orang bisa bersuara seperti itu.
Dia kerap memperkenalkan diri sebagai Raden Mas Singomenggolo Jalmowono.
Raden Mas ini lahir di Puger, Jember, Jawa Timur, tepat 85 tahun lalu pada 28 November 1932.
Secara garis keluarga, Suyadi memang keturunan raden.
Ayahnya pernah jadi patih di zaman kolonial Hindia Belanda. Jadi sah-sah jika ia mengaku diri sebagai "Pak Raden".
Sebagaimana ditulis Antara, Si Unyil yang tayang di TVRI sejak 1981 telah mencapai 603 seri film boneka pada masa jayanya.
Film boneka ini sempat vakum sejak awal 90-an sebelum ditayangkan kembali di televisi swasta pada periode 2002-2003.
Belakangan pada dua ribu sebelasan ini sebuah stasiun televisi swasta mencomot beberapa karakter dari salah satu acara paling populer pada 1980-an itu untuk mengantarkan acara dokumenter.
Karakter utama Si Unyil adalah Unyil, Ucrit dan Usro.
Ada pula Pak Raden, pria Jawa berkumis tebal yang mengenakan beskap hitam, blangkon dan tongkat dengan pegangan mirip gagang payung.
Tokoh yang digambarkan pelit dan pemarah ini memelihara burung perkutut dan memiliki bakat seni lukis.
Ada pula Pak Ogah, pengangguran berkepala plontos yang dikenal karena kerap mengucapkan kalimat "Ogah, aah," dan "Cepek dulu dong!".
Pak Ogah digambarkan kerap duduk di pos ronda dan meminta uang seratus rupiah dari orang-orang yang ingin melewati pos ronda.
Karakter ini hidup sampai kini dalam kehidupan nyata, yakni pada orang-orang partikelir yang mengatur lalu lintas di luar polisi dan petugas resmi, terutama di persimpangan-persimpangan jalan non utama.
Si Unyil karya Suyadi ini mendorong terlahirnya tokoh Si Komo ciptaan Kak Seto yang mengaku terinspirasi karakter ciptaan seniman yang belum lama dipanggil untuk selamanya oleh Tuhan Yang Maha Esa itu.
Meski Si Komo berbentuk komodo, ternyata boneka yang digunakan adalah boneka naga milik Kak Seto dari Disneyland, AS, yang dimodifikasi.
Namun apa pun bentuknya, entah wayang, Si Unyil dan Sesame Street, pesan dalam cerita-cerita yang dihidupkan oleh boneka-boneka itu begitu sarat nilai dan bahkan mentransformasikan kebudayaan kepada masyarakat nyata.
(Kompas/ Firda Janati)