Bupati KSB Puji Tradisi Sandeka Dilao, Wadah Persatuan Masyarakat

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT – Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Amar Nurmansyah, berpesan agar adat istiadat terus dijaga, karena mampu menyatukan masyarakat dalam keragaman suku dan etnis.

Pesan tersebut disampaikan saat menghadiri acara adat Sandeka Dilao di Desa Labuhan Lalar, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat.

Sandeka Dilao, yang berasal dari bahasa Bajo dan berarti “sedekah laut”, merupakan tradisi yang bertujuan mempersatukan berbagai suku dan etnis di Desa Labuhan Lalar.

Bupati Amar menyampaikan apresiasi kepada kepala desa dan panitia pelaksana yang telah menggelar kegiatan tersebut.

"Ini adalah event strategis potensial yang punya peran vital bagi masyarakat Desa Labuhan Lalar. Ini bukan hanya sekedar seremonial. Tapi ada nilai adat yang kuat dan dijunjung tinggi oleh 6 keterwakilan suku yang ada di Desa Labuhan Lalar ini," katanya pada Selasa (22/7/2025)

Enam suku yang hidup berdampingan di Desa Labuhan Lalar antara lain Suku Bajo, Ende, Bugis-Makassar, Banjar, Sasak, dan Sumbawa.

Amar memandang adat istiadat ini merupakan simbol kebersamaan melalui janji untuk bersatu, menjaga Desa Labu lalar. 

"Seperti kata pepatah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Pegang pelajaran ini dengan baik, jika ada masalah bicarakan dengan baik baik. Saya titip nilai adat yang ada di Desa Labuhan Lalar ini, jaga tradisi ini dengan baik," pesan Amar.

Ia juga menilai kegiatan Sandekah Dilao ini merupakan bagian dari program pemerintah KSB, melalui program KSB maju luar biasa di bidang pariwisata. 

"Ini merupakan bagian dari program KSB Maju dan upaya membangun ekonomi, budaya, UMKM maju yang ada di KSB," tutupnya.