Raw One Piece 1153: Estrida, Ibu Loki dan Kutukan Elbaph yang Dimulai dari Kelahiran Bermata Iblis

TRIBUNLOMBOK.COM - Chapter 1153 One Piece mengungkap sisi tergelap Kerajaan Elbaph melalui tokoh Ratu Estrida, ibu kandung Loki.

Ia melahirkan bayi bermata iblis yang diramalkan akan membunuh Raja Harald, suaminya sendiri.

Tak sanggup menghadapi takdir itu, Estrida membuang bayi tersebut ke Dunia Bawah dan menyebar kabar bahwa sang anak lahir mati.

Estrida diperkenalkan sebagai bangsawan dari Desa Alcohol di wilayah utara Elbaph.

Ia percaya pada ilmu kuno bernama Di Feng, semacam feng shui versi dunia One Piece, yang mengatur aliran energi dan harmoni ruang.

Sejak tinggal di kastil, Estrida dikenal sering memerintah pelayan untuk menutup jendela, mengganti furnitur, bahkan merombak tata ruang demi mengejar keselarasan takdirnya sebagai "ratu sejati".

Namun ambisi dan keyakinannya berujung pada tragedi.

Ketika melahirkan seorang bayi laki-laki dengan mata iblis yang menyeramkan, Estrida panik.

Ia menganggap anak itu sebagai pembawa malapetaka, karena sebuah ramalan kuno menyatakan bahwa Raja Harald akan tewas di tangan putranya sendiri.

Dalam ketakutan, Estrida memerintahkan agar bayi itu dibuang ke Dunia Bawah dan menyebarkan kabar bahwa ia lahir mati.

Bayi itu adalah Loki.

Adegan mengerikan memperlihatkan Loki merangkak naik ke Pohon Harta Karun Adam, penuh luka dan darah, setelah selamat dari Dunia Bawah.

Di tempat lain, Harald yang sedang menjelajah dunia tidak mengetahui kebenaran.

Sementara itu, Ida dan Hajrudin—keluarga pertama Harald—berada di desa raksasa, tidak tahu apa yang telah terjadi.

Baca juga: Raw Manga One Piece Chapter 1153: Anak Raja Elbaph Dibuang ke Dunia Bawah, Kutukan Loki Dimulai!

Narasi penutup chapter menyebutkan bahwa semua bencana yang menimpa Elbaph sejak saat itu disebut sebagai bagian dari “Kutukan Loki”.

Sebuah kisah kelam yang bukan hanya soal darah kerajaan, tapi juga tentang ambisi, rasa takut, dan dosa ibu terhadap anaknya sendiri.

Link Baca Manga One Piece

(TribunLombok/ Irsan Yamananda)