Wisata Lombok

Liburan Seru di Penginang Lombok: Belajar Tenun, Sangrai Kopi, hingga Borong Oleh-oleh

Penginang Lombok Artshop memberikan pengalaman sehari menjadi warga suku Sasak.

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Wisatawan mengunjungi artshop Penginang Lombok di Sukarara Lombok Tengah. Penginang Lombok Artshop memberikan pengalaman sehari menjadi warga suku Sasak. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Penginang Lombok menjadi salah satu artshop pilihan wisatawan saat berkunjung ke pusat tenun tradisional di Desa Sukarara Lombok Tengah

Galeri Penginang Lombok bukan hanya menyediakan kain tenun khas Sukarara dan Lombok tetapi juga ada dari Pulau Sumbawa.

Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, wisatawan selalu ramai datang berkunjung ke Penginang.

Pengunjung melakukan aktivitas menenun atau nyensek yang menjadi daya tarik utama Desa Sukarara

Yakni kegiatan belajar menenun, memintal benang dan akhirnya menjadi kain. 

Baca juga: Serunya Wisata di Artshop Penginang Lombok, Experience Jadi Warga Sasak Sehari

Ada pula pengunjung yang belajar membuat makanan plecing sampai sangrai kopi.

Di Penginang Lombok juga terdapat banyak spot foto dengan latar budaya.

Pada akhir kunjungan, wisatawan bisa berbelanja berbagai produk tenun, tas rotan, songket.

Wisatawan asal Dompu Nurwahidah, mengatakan, pengalaman sehari menjadi warga Sasak.

"Saya baru pertama kali ke sini kebetulan. Setelah kami masuk ke sini sangat luar biasa. Kami melihat pakaian adat, bagaimana cara menenun, dan melihat berbagai kebudayaan khas Lombok," ungkapnya kepada Tribun Lombok, Jumat (20/12/2024). 

Nurwahidah berharap bisa kembali lagi bersama keluarga dan teman-temannya.

Sebab pada kunjungan pertama ia bersama rombongan keluarga besar SMPN 1 Woja. 

Nurwahidah mengaku motif tenun dan songket di Sukarara sangat unik dan luar biasa. 

Owner Artshop Penginang Lombok, Mawardi menjelaskan, Penginang Lombok Artshop memberikan pengalaman sehari menjadi warga suku Sasak. 

Pengunjung akan mengikuti kegiatan orang-orang di kampung mulai dari menenun, memanen padi, menjemur gabah hingga datang ke 'orang begawe' (pesta). 

Sambil keliling kampung, pengunjung juga akan mendapatkan edukasi dengan menjelaskan tentang bagaimana sistem pertanian di NTB dan adat budayanya.

"Jadi mereka akan mendapatkan tour experience dan edukasi. Mereka akan keliling sekitar 15-20 menit, selanjutnya bakal ada cooking class yaitu membuat  jajanan tradisional serabi. Setelahnya mereka digunakan pakaian adat Sasak untuk berfoto dengan latar rumah adat Sasak," jelas Mawardi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved