Kesehatan
Kenali Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak Oleh Dokter Spesialis Jantung RSUD Provinsi NTB
Penyakit jantung bawaan pada anak dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah dan menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh
Penulis: Laelatunniam | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Penyakit jantung bawaan (PJB) pada anak terjadi saat jantung tidak berkembang normal dalam kandungan.
Penyakit jantung bawaan pada anak dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah dan menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut dapat mengganggu tumbuh kembang anak, bahkan kemungkinan berakibat fatal.
Prawisanthi Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan RSUD Provinsi NTB menjelaskan pjb pada anak cukup banyak, di Indonesia ada 50 ribu kasus yang timbul pertahunnya.
Sebagian besar penyakit jantung bawaan tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada faktor resiko yang menjadi penyebab terjadinya pjb pada anak.
Pertama faktor risiko genetik.
Apabila keluarga dekat memiliki penyakit jantung bawaan, maka resiko keluarga yang lain untuk menderita penyakit jantung bawaan menjadi lebih besar.
Selain itu gangguan yang diderita oleh ibu terutama pada 30 hari pertama kehamilan diantaranya infeksi virus toksoplasma, cytomegalovirus atau rubella.
"Apabila ibu menderita diabetes, penyakit tiroid atau terpapar asap rokok itu yang akan menyebabkan resiko penyakit jantung bawaan," terang Prawisanthi.
Berikut tanda dan gejala penyakit jantung bawaan pada anak.
- Kesulitan menyusu, anak menyusu tersendat-sendat
- Berkeringat saat menyusu, kemudian gangguan pertumbuhan, kenaikan badan lebih lambat
- Kebiruan di area mulut atau di ujung jari
- Kemudian anak akan sering mengalami infeksi paru berulang
Meski 80 persen pjb tidak diketahui penyebabnya, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua.
Pembentukan jantung pada janin terjadi pada awal kehamilan, yaitu sejak hari pertama hingga 30 hari kehamilan, maka persiapan harus dimulai sejak awal.
Memperhatikan asupan gizi yang baik, memperhatikan obat-obatan yang diminum, sebaiknya obat yang diminum harus sepengetahuan dokter.
Kemudian perbaiki pola hidup dengan makanan yang sehat, perbaiki kadar gula untuk mencegah terjadinya diabetes, dan hindari paparan asap rokok.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.