Pj Gubernur: Dosa Bagi NTB Kalau Memasukkan Beras Impor

Lebih lanjut Miq Gita mengatakan, NTB saat ini sudah memasuki musim panen sehingga padi akan melimpah. Stok beras di gudang Bulog juga melimpah.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Pj Gubernur NTB H Lalu Gita Ariadi 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Gita Ariadi optimis NTB tidak akan memasukan beras impor untuk menjaga stok pangan di NTB.

"Dosa bagi NTB memasukkan beras impor," kata Miq Gita, sapaan akrab Pj Gubernur NTB itu, Jumat (10/11/2023).

Lebih lanjut Miq Gita mengatakan, NTB saat ini sudah memasuki musim panen sehingga padi akan melimpah.

Selain itu, stok beras di gudang Bulog diprediksi mampu menjadi stok pangan hingga lima bulan ke depan.

Kondisi itu semakin menyakinkan bahwa NTB tidak membutuhkan beras impor, meskipun harga beras di NTB masih terlampau tinggi.

Baca juga: Provinsi NTB Satu-satunya di Indonesia yang Belum Butuh Beras Impor

Saat ini juga pemerintah tengah melakukan pengendalian terhadap harga pangan yang melambung, dengan rutin melakukan operasi pasar murah.

"Ada pemantauan ada pengendalian, masak kita mau mati dengan ego," ujar Lalu Gita Ariadi.

Meski demikian, Lalu Gita tidak menampik jika sewaktu waktu beras di gudang Bulog menipis. Hanya saja hasil panen mampu memenuhi kebutuhan beras warga NTB sehingga tidak perlu beras impor.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Taufik Hidayat juga optimistis dengan stok gabah yang ada di NTB.

Bahkan dirinya menyarankan kepada Bulog di musim panen tahun ini menyerap gabah petani kemudian mengolahnya di NTB.

Sehingga gabah dari petani tidak perlu dikirim keluar daerah, meskipun diakui Taufik harga gabah saat ini mengalami peningkatan.

Selain itu, optimistisme jumlah stok pangan beras di NTB masih terkendali hingga lima bulan kedepan.

Taufik juga menjelaskan soal status NTB sebagai lumbung pangan nasional dan penyangga pangan daerah lain.

"Kalau kita masukan beras impor mau taruh dimana muka kita ini, sebagai lumbung pangan dan penyangga pangan daerah lain," kata Taufik, Rabu (8/10/2023).

Berdasarkan rilis BPS, kata Taufik, hingga penghujung tahun ini produksi beras di NTB sudah mencapai 1,3 juta ton lebih.

Dengan rata-rata konsumsi hanya 900 ton artinya terjadi surplus sekitar 400 ton beras di NTB.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved