Perlambatan Ekonomi Indonesia Saat ini Berdampak Besar pada Daya Beli Masyarakat

Pelambatan ekonomi tersebut berdampak besar pada daya beli masyarakat. Demikian dikatakan Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati.

Editor: Dion DB Putra
DOK DPR RI
Anggota DPR RI, Anis Byarwati. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2023 tumbuh sebesar 4,94 persen secara tahunan alias year on year (YoY).

Pertumbuhan ekonomi pada periode laporan ini melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat 5,17 persen.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Melambat, BPS Rilis Pertumbuhan Kuartal III-2023 Jadi 4,94 Persen

Pelambatan ekonomi tersebut berdampak besar pada daya beli masyarakat. Demikian dikatakan Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati.

"Realisasi pertumbuhan ekonomi ini mengakhiri tren pertumbuhan di atas 5 persen selama tujuh kuartal terakhir. Artinya Indonesia mulai memasuki periode perlambatan ekonomi yang cukup dalam," ujar Anis dalam keterangan resminya, dikutip dari laman resmi DPR, Kamis (9/11/2023).

Anis mengatakan, setelah Indonesia menikmati berkah dari sejumlah komoditas unggulan nasional dalam beberapa waktu terakhir, kini harga komoditas utama Indonesia tersebut mulai mengalami penurunan harga secara perlahan. Misalnya saja, minyak sawit, batubara dan nikel.

Salah satu sudut kota Jakarta.
Ilustrasi salah satu sudut ibu kota Jakarta. (DOK/ISTIMEWA)

"Pelemahan ini bisa berdampak besar mulai dari pertumbuhan ekonomi, pendapatan negara, ekspor, hingga kemampuan daya beli masyarakat," katanya.

Menurutnya, pelemahan harga komoditas utama tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi perdagangan internasional Indonesia.

Dalam laporan BPS tersebut, tercatat kinerja ekspor yang memiliki distribusi sebesar 21,6 persen mengalami penurunan 4,26 persen dan impor yang memiliki distribusi negatif 19,57 persen mengalami penurunan 6,18 persen.

"Terkoreksinya sumber pertumbuhan net ekspor selaras dengan kinerja perdagangan nasional yang melemah. Indonesia kembali memasuki jalur lambat pertumbuhan ekonomi," terang Anis.

Oleh karena itu, melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2023 menjadi sinyal tanda bahaya bahwa Indonesia masuk dalam perlambatan ekonomi.Selain itu, upaya Indonesia untuk bisa keluar dari stagnasi pertumbuhan 5 persen, juga dinilai belum cukup kuat.

Menurutnya, kondisi tersebut juga akan menjadi langkah yang sulit bagi pemerintah untuk mengakhiri tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen, sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. (*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved