Ekonomi Indonesia Melambat, BPS Rilis Pertumbuhan Kuartal III-2023 Jadi 4,94 Persen

Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah.

|
Editor: Dion DB Putra
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. 

Dilanjutkan dengan kelompok provinsi di Sulawesi. Dengan pertumbuhan 6,44 persen yoy, Sulawesi menyumbang 7,25 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Kelompok provinsi di Bali dan Nusa Tenggara mencatat pertumbuhan 3,43 persen yoy dengan sumbangan pada pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 2,80 persen.

Terakhir, kelompok provinsi di Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan 9,25 persen yoy. Kelompok provinsi di pulau tersebut menyumbang 2,59 persen terhadap pertumbuhan nasional.

Konsumsi Rumah Tangga Rendah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini salah satunya karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

“Kalau kita lihat dibandingkan dengan outlook yang selama ini disampaikan, untuk konsumsi yang dikeluarkan oleh BPS memang relatif lebih rendah dari yang kita ekspektasi,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Adapun pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada periode tersebut tercatat 5,06 persen secara tahunan atau year on year (YoY).

Pertumbuhan ini sedikit melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal II-2023 yang mencapai 5,22 persen YoY.

Sri Mulyani menyampaikan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tidak sesuai ekspektasi karena, awalnya pemerintah melihat kepercayaan konsumen masih tetap tinggi, namun ternyata konsumsinya tidak setinggi yang diharapkan.

“Ini perlu kita lihat pengaruhnya apa. Apakah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor,” ungkapnya.

Meski begitu, Sri Mulyani melihat pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal III 2023 meningkat cukup tinggi yakni 5,7 persen, bahkan jauh lebih tinggi dari yang pemerintah proyeksikan.

“Ini konfirmasi dengan tadi, industri manufaktur dan masuknya capital inflow, jadi ini masih sangat positive story dari indonesia yang kita akan coba untuk jaga terus,” imbuhnya. (*)

Sumber: Kontan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved