Gunung Rinjani

Jamur Morel Langka Jenis Morchella Crassipes Ditemukan di Gunung Rinjani Lombok

Jamur morel langka jenis morchella crassipes ditemukan di kawasan hutan hujan tropis di Gunung Rinjani.

|
FOTO ISTIMEWA/KIRIMAN MITRA
Jamur morel langka jenis morchella crassipes yang ditemukan di Gunung Rinjani, Lombok Timur. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat kembali memukau lewat kekayaan floranya.

Jamur morel langka jenis morchella crassipes ditemukan di kawasan hutan hujan tropis di Gunung Rinjani.

Baca juga: Harga Tiket Mendaki Gunung Rinjani, Murah Meriah Bisa Sampai Puncak 3.762 mdpl

Jenis jamur yang merupakan spesies edible tersebut rupanya hanya tumbuh di Gunung Rinjani, Lombok Timur.

Demikian temuan dari penelitian oleh Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bekerjasama dengan tim peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor.

Pengendali Eksosistem Hutan, Budi Sosmardi menjelaskan, berdasarkan uji DNA morel yang ada di Rinjani merupakan spesies morchella crassipes.

"Jenis itu satu-satunya morel yang ditemukan pertama di hutan tropis Indonesia. Secara sebaran alamnya, morel hanya tumbuh di daerah beriklim temperate," ucap Budi, Sabtu (22/7/2023).

Berangkat dari hasil penelitian itu, kata dia, selanjutnya akan dilakukan analisis media tumbuh agar dapat dibudidayakan.

Apabila pengembangan tersebut berhasil dilakukan, maka akan dibudidayakan oleh masyarakat di lingkar Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Setelah temuan itu, perlindungan sumberdaya genetik jamur morel dalam bentuk Hak Paten Jamur Morel kawasan TNGR juga sudah diajukan ke Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

Tumbuhan tersebut hanya ditemukan di Rinjani. Meski banyak jenis morel tetapi spesies morchella crasippes ada di Rinjani saja.

"Ini langka, jadi kita harap semoga tidak ada kegiatan eksploitasi secara massal. Karena sampai saat ini belum bisa dibudidaya di luar kawasan," katanya.

Dia berharap tanaman endemik di Rinjani itu dipertahankan populasi dan daerah sebarannya.

"Kita harapkan jamur ini dapat dijadikan bioprospecting serta dapat dibudidayakan di luar kawasan oleh masyarakat lingkar Rinjani sehingga mampu memberikan manfaat serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Dan intinya hutan lestari masyarakat sejahtera," tutupnya.

Kepala Balai TNGR, Dedy Asriady berharap jamur morel dikembangkan sendiri oleh masyarakat sehingga bisa menjadi salah satu sumber pangan dan kuliner wisata di Lombok ataupun di Sembalun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved