Liga 1 Indonesia
Liga 1 Indonesia Musim Ini Sangat Kejam bagi Pelatih Lokal, Bertahan Tinggal Dua Orang
Sampai hari ini tersisa dua orang pelatih lokal yang bertahan mengasuh klub peserta Liga 1 Indonesia. Selebihnya merupakan pelatih asing.
TRIBUNLOMBOK.COM - Kompetisi sepak bola Liga 1 Indonesia musim 2022-2023 ini sangat kejam bagi pelatih lokal.
Sampai hari ini tersisa dua orang pelatih lokal yang bertahan mengasuh klub peserta Liga 1 Indonesia. Selebihnya merupakan pelatih asing.
Teranyar, Bhayangkar FC mengakhiri kerja sama dengan pelatih Widodo Cahyono Putro.
Baca juga: Luis Milla Tidak Memimpin Latihan Persib Bandung karena Kurang Sehat
Djadjang Nurdjaman (Persikabo 1973) dan Rahmad Darmawan (RANS Nusantara FC) sudah terlebih dahulu kehilangan jabatan mereka sebagai pelatih.
Pemecatan Widodo CP membuat jumlah pelatih lokal di Liga 1 2022-2023 semakin menipis.
Dari 18 tim peserta Liga 1 Indonesia musim, hanya ada dua pelatih lokal yang masih bertahan, yakni Aji Santoso dari Persebaya Surabaya, dan Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiantoro.
M Ridwan, yang kini menukangi PSIS statusnya masih interim alias sementara. Kondisi itu membuat Seto Nurdiantoro prihatin.
Menurutnya, pelatih lokal tidak kalah kualitas dengan pelatih-pelatih asing. Akan tetapi, pelatih lokal kurang diminati.
“Sebenarnya banyak pelatih lokal yang mumpuni, cuma mungkin beberapa support dari tim tidak maksimal. Tapi, harapan saya ke depan bisa memberikan lebih kesempatan untuk pelatih lokal,” ujar pelatih berlisensi AFC Pro itu.

Menipisnya jumlah pelatih lokal di kompetisi kasta tertinggi menjadi sinyal peringatan bagi dunia kepelatihan Indonesia.
Ada masalah nyata yang sedang dialami dan dibutuhkan solusi yang tepat.
“Harapan saya asosiasi pelatih harus dipikirkan. Karena dari awal saya dengar sudah ada bentuk asosiasi pelatih ini ingin memberi kesempatan lebih untuk pelatih lokal,” ujarnya berharap.
Kelangkaan pelatih lokal saat ini tidak lepas dari ketatnya persaingan kompetisi, ditambah dengan budaya serba instan yang sulit dihilangkan.
Pelatih lokal sering terlalu cepat dihakimi lewat beberapa pertandingan saja. Padahal, menyatukan puluhan kepala dalam satu kesatuan permainan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
“Jangan 1 atau 2 pertandingan kemudian diganti. Buat saya mungkin itu tidak baik. Karena yang mengerti sepakbola indonesia ya orang Indonesia sendiri,“ ucap Seto Nurdiantoro.
“Saya yakin selama pelatih lokal diberi kesempatan, diberikan wewenang yang lebih, saya pikir mereka punya potensi,” tuturnya menambahkan.
Ia mendesak kepada Asosiasi Pelatih untuk pro aktif. Caranya bisa dengan mencanangkan regulasi mengenai kriteria pelatih asing, sehingga tim tidak asal dalam mendatangkan peracik taktik impor.
“Misalnya mereka pegang di negaranya di level tertinggi selama 5 tahun. Ada hal hal seperti itu, ada regulasi yang mungkin harapannya memang pelatih asing punya kualitas,” kata Seto.
Untuk memaksimalkan ide itu, Seto menyebut bisa ditambahkan regulasi mengenai keterlibatan pelatih lokal dalam sebuah tim.
Penyaringan kualitas pelatih asing dirasanya bisa menjadi jembatan bagi ahli taktik lokal untuk belajar kembali. Sehingga, pelatih-pelatih lokal bisa ikut bertumbuh dan berpeluang kembali menjadi raja di kompetisinya sendiri.
“Kalaupun ada banyak pelatih asing ya harapannya pelatih lokal banyak dilibatkan di situ. Jadi untuk transfer ilmu, jadi tidak sekadar membawa (asisten pelatih sendiri). Meskipun itu wewenang pelatih, tapi harapan ya bisa transfer ilmu,” ujar Seto Nurdiantoro.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Fenomena Pelatih Indonesia Tersingkir dari Liga 1 2022-2023
Jefferson de Assis Bantu Bali United Bertengger di Posisi Kedua Klasemen Liga 1 Indonesia |
![]() |
---|
Erick Thohir Senang Radja Nainggolan Bermain di Kompetisi Liga 1 Indonesia |
![]() |
---|
Bali United Hanya Bisa Datangkan Seorang Pemain, Radja Nainggolan Gabung Bhayangkara FC |
![]() |
---|
Irfan Bachdim Senang Bisa Bermain Lagi di Stadion I Wayan Dipta Bali |
![]() |
---|
Jumlah Gol Ilija Spasojevic untuk Klub Bali United Masih yang Terbanyak hingga Kini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.