Keabadian Pele Dimulai dari Tangis Sang Ayah di Depan Radio
Legenda Brasil Edson Arantes do Nascimento alias Pele berpulang di usia 82 tahun setelah lama berjuang melawan kanker usus. RIP Pele.
TRIBUNLOMBOK.COM - Edson Arantes do Nascimento alias Pele berpulang di usia 82 tahun setelah lama berjuang melawan kanker usus.
Legenda sepak bola dengan tiga trofi Piala Dunia bersama Brasil ini dikenang dengan permainannya yang indah tak terperi di lapangan hijau.
Prestasi hingga rekor Pele abadi. Dimulai dari tekadnya menghapus duka sang ayah berkat kekalahan Brasil di final Piala Dunia 1958.
Pele lahir dari ayah bernama Dondinho, seorang pemain sepak bola kasta rendah Brasil dan ibunya Celeste.
Pele dinamai Edson karena ayahnya terinspirasi Thomas Alfa Edison, salah satu penemu terhebat dalam sejarah.
Baca juga: Pele Wafat pada Usia 82 Tahun, Dunia Kehilangan Bintang Sepak Bola Terbaik Abad ke-20
Kemudian nama Pele disandang setelah dirinya salah mengucapkan nama penjaga gawang Brasil Bile, padahal di lingkungan keluarga, Pele kerap dipanggil Dico.
Mengutip fifa.com, Pele seperti yang terekam indah dalam sejarah ini awalnya bertekad memenuhi janji pada sang ayah.
Kilas balik ke masa kecilnya, Pele mengungkap ayahnya sedang mendengarkan radio siaran langsung Piala Dunia 1950.
Laga itu adalah pertandingan penentuan juara antara tuan rumah Brasil melawan Uruguay.
Brasil sedang dalam misi meraih gelar Piala Dunia pertama dalam laga di Stadion Maracana, Rio de Janeiro itu.
Dondinho bersorak di samping radio kala Brasil unggul 1-0 dalam laga yang dihadiri hampir 200 ribu penonton di stadion tersebut.
Sebenarnya, Brasil hanya butuh hasil imbang untuk bisa merengkuh gelar juara.
Namun pada akhirnya Brasil kalah di hadapan publik sendiri yang hingga saat ini peristiwa itu dikenang sebagai Maracanazo.
Pele yang saat itu pulang ke rumah usai bermain dengan teman-temannya langsung tercengang dengan apa yang dia lihat di hadapannya.
"Itu adalah pertama kalinya saya melihat ayah saya menangis. Dia sangat terpukul. Saya berjanji kepadanya, 'Suatu hari saya akan memenangkan Anda Piala Dunia," janji Pele yang kala itu berusia 9 tahun.
Pele yang awalnya punya cita-cita jadi pilot kemudian berubah angan untuk menjadi pesepakbola profesional.
Sisanya kemudian adalah sejarah Pele yang sulit diukir kembali oleh pesepakbola lain.
Awal Mula Kesakralan Nomor 10
Pemain dengan nomor punggung 10 di sepak bola kini sudah ibarat individu yang lebih dari pemain lainnya.
Awalnya, nomor 10 tak serta merta untuk pemain yang berposisi sebagai gelandang serang atau trequartista atau pemain yang mengisi ruang di belakang striker.
Baca juga: In Memoriam Pele: Sang Raja Bola dengan Sihir Abadi
Ternyata pele yang mengawalinya secara tak sengaja pada Piala Dunia 1958 di Swedia.
Skuad Timnas Brasil mendapatkan seragam secara acak yang entah bagaimana Pele mengenakan nomor 10 sebagai pemain yang turun dari bangku cadangan.
Hingga kini, Pele masih menyandang rekor sebagai pencetak gol termuda, pencetak hattrick termuda, serta pemain di final termuda sekaligus pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Baliho-Pele.jpg)