Bongkar Perdagangan Orang dengan Korban Anak, Polda NTB Buru 2 Pelaku di Arab Saudi
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTB memburu 2 orang pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Arab Saudi.
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTB membongkar kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan korban anak di bawah umur.
Pengungkapan kasus tersebut merupakan hasil kolaborasi Polda NTB dengan BP3MI NTB.
Korban anak di bawah umur berinisial B (14) asal Dompu, Nusa Tenggara Barat berhasil dipulangkan.
Tetapi kepulangan B, belum dibarengi dengan penangkapan dua terduga lainnya, yang diduga merekrut B untuk menjadi migran gelap.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Pol Teddy Ristiawan didampingi Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto dalam keterangan pers mengungkapkan, dua terduga berinisial NS dan SL masih diburu kepolisian.
Baca juga: Pelaku Perdagangan Orang di NTB Ngaku Mendapatkan Untung Rp25 Juta Per Kepala
"Akan kami kejar di Arab Saudi," ucap Teddy Ristiawan, dalam keterangan pers, di Command Center Polda NTB, Selasa (13/12/2022).
Teddy bersama Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB berencana berkolaborasi dengan pihak BP3MI, Kementrian Indonesia di Arab Saudi, serta pihak lainnya, demi meringkus NS dan SL.
"Mereka masih di Arab Saudi, jadi harus berkolaborasi," tegas Teddy Ristiawan.
Kedua pelaku turut berperan dalam merekrut B menjadi migran gelap di Arab Saudi.
Korban merupakan anak yang masih berusia di bawah umur, namun identitasnya dipalsukan oleh tersangka IS dan dua terduga NS dan SL yang sama-sama berasal dari Dompu, NTB.
Sesampainya di Arab Saudi, korban kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.
Korban kerap mendapatkan perlakuan kekerasan fisik maupun ancaman pelecehan seksual.
Hal tersebut membuat korban melapor kepada ibunya yang ada di Dompu, NTB.
"Atas laporan ibunya ke Polres Dompu, kami pun bergerak secara bersama dalam memulangkannya. Begitu juga dengan penangkapan IS, kami berusaha keras karena IS kerap berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya," ungkap Teddy Ristiawan.
