Piala Dunia 2022
Arti Jogo Bonito, Permainan Indah Ala Tim Samba Brasil yang Lahir Kembali di Piala Dunia 2022 Qatar
Akankah keindahan permainan sepak bola Jogo Bonito ala Pele terus hadir melalui kaki-kaki Neymar, Richarlison, Antony, atau Raphinha?
TRIBUNLOMBOK.COM - Timnas Brasil melangkah ke babak perempat final Piala Dunia 2022 Qatar.
Skuad tim Samba bahkan menunjukkan permainan menghibur dalam petualangannya meraih gelar keenam di Qatar 2022.
Bahkan, mengemuka kembali istilah Jogo Bonito kala Brasil mengalahkan Korea Selatan dengan skor 4-1 di babak 16 besar.
Gol ketiga yang dicetak Richarlison membangkitkan ingatan pada jati diri Brasil di lapangan hijau.
Penyerang Tottenham Hotspur ini bahkan sempat jugling bola menggunakan kaki dan kepala saat berlari sebelum melepaskan umpan satu dua lalu menceploskan ke gawang Korea Selatan.
Baca juga: Jadwal Perempat Final Piala Dunia 2022, Kroasia Belum Pernah Menang Atas Brasil
Pada laga jadwal Piala Dunia 2022 selanjutnya, Brasil akan menghadapi negara benua biru, Kroasia di babak perempat final.
Laga ini akan berlangsung di Education City Stadium, Doha, Qatar, Jumat 9 Desember 2022.
Akankah keindahan permainan sepak bola Jogo Bonito hadir kembali melalui kaki Neymar, Richarlison, Antony, atau Raphinha?
Lalu apa sebenarnya arti Jogo Bonito?
Kata Jogo Bonito mengingatkan pada Pele, legenda hidup yang merengkuh 3 gelar Piala Dunia.
Seperti dilansir dari laman Bleacher Report, Pele yang didapuk sebagai raja sepak bola menggambarkan pertandingan sebagai Jogo Bonito.
Pele bahkan mempersonifikasi frasa ini lewat aksi permainan berdasarkan perasaan, kebanggaan, dan kegembiraan.
Pele mengganggap dirinya berutang pada pertandingan, bukan sebaliknya.
Hadirnya istilah Jogo Bonito sendiri memang muncul dari pernyataan pemain legendaris Brasil, Edson Arantes do Nascimento alias Pele.
Istilah atau sebutan “Jogo Bonito” erat digunakan untuk menggambarkan permainan timnas Brasil, terutama dalam ajang Piala Dunia.
Pele menggunakan frasa Jogo Bonito atau permainan indah dalam bahasa Portugis, untuk merujuk pada olahraga sepak bola.
Dikutip dari Kompas.com, Pele dianggap menjadi pencetus sekaligus perwujudan frasa “Jogo Bonito” terutama saat bermain membela timnas Brasil.
Ketika memperkuat timnas Brasil, Pele sukses mengantarkan timnya meraih gelar juara Piala Dunia sebanyak tiga kali yakni pada 1958, 1962, dan 1970.
Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) bahkan memberikan gelar Pemain Terbaik Abad ke-20 kepada Pele, bersama Maradona, pada Desember 2000.
Belakangan, filosofi permainan indah milik timnas Brasil dinilai telah bergeser menjadi lebih mengutamakan hasil akhir atau pragmatis.
Baca juga: Tim Brasil di Piala Dunia 2022 Bertabur Rekor Mengesankan
Anggapan tersebut muncul melihat penampilan dua timnas Brasil pemenang Piala Dunia setelah era Pele, yakni pada 1994 dan 2002.
Raihan gelar juara 1994 dianggap berasal dari dominasi permainan lini tengah yang dikawal oleh kapten timnas Brasil saat itu, Dunga.
Sementara pola permainan timnas Brasil saat menjuarai Piala Dunia 2002, disebut lebih mirip dengan skuad asal benua Eropa.
Terlebih, dengan mengandalkan tiga orang pemain bintang yang kiprahnya terbilang menonjol di kompetisi negara Eropa yaitu Ronaldo Nazario, Rivaldo, dan Ronaldinho.
Bahkan bentuk permainan ideal ala Jogo Bonito tidak lagi terlihat ketika timnas Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.
Ketika itu, Brasil bahkan harus mengakui keunggulan timnas Jerman, yang akhirnya meraih gelar juara, dengan skor 1-7 pada babak semifinal.
(TribunLombok.com/Kompas.com)