Jokowi Ungkap Kekayaan Indonesia yang Bikin Negara Lain Ketergantungan, Salah Satunya Ada di Sumbawa

Kekayaan Indonesia sebagai sumber utama ekosistem kendaraan listrik tersebar di Sumbawa, Sulawesi, Kalimantan Barat hingga Kepulauan Riau

Setpres/Muchlis Jr.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kunci pada acara Kompas 100 CEO Forum Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat, (2/12/2022). Kekayaan Indonesia sebagai sumber utama ekosistem kendaraan listrik tersebar di Sumbawa, Sulawesi, Kalimantan Barat hingga Kepulauan Riau. 

Presiden mengatakan bahwa Indonesia terbuka terhadap hal tersebut, asal para investor turut menggandeng perusahaan swasta Indonesia maupun dengan badan usaha milik negara (BUMN) sehingga terjadi transfer teknologi.

“Kalau ini jadi, percaya saya, perkiraan saya (tahun) 2026, 2027 kita sudah lompatan ini akan kelihatan, akan berbondong-bondong masuk karena industri otomotif ke depan, baik itu sepeda motor listrik, mobil listrik, itu akan menggantikan mungkin lebih dari 50 persen dari demand pasar yang ada."

"Inilah yang harus kita tangkap. Begitu ini jadi, saya kemarin hitung-hitungan, saya hitung berapa sih? 60 persen mobil listrik, kendaraan listrik akan tergantung pada EV baterai kita, 60 persen dari pangsa pasar yang ada di dunia. Inilah kekuatan besar kita nanti, seperti tadi komponen digital, seperti tadi cip,” jelasnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Soroti Sirkuit Mandalika sebagai Titik Baru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Selain itu, kehadiran ekosistem besar kendaraan listrik juga akan mendongkrak pendapatan negara, baik melalui penerimaan pajak, royalti, dividen, bea ekspor, hingga penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Jika penerimaan negara bertambah, Presiden melanjutkan, artinya anggaran untuk Dana Desa juga bertambah.

Dengan demikian, masyarakat desa juga akan turut menikmati hasil dari ekosistem kendaraan listrik yang tengah dibangun oleh pemerintah.

“Dana Desa yang telah kita gelontorkan selama enam tahun sudah Rp468 triliun, artinya peredaran uang yang ada di desa-desa kita, 74.800 desa yang kita miliki menjadi makin berputar-putar, akan makin banyak, dan itu mau-tidak mau akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita yang ada di desa. Inilah saya kira yang namanya keadilan,” pungkasnya.

(TribunLombok.com)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved