Piala Dunia 2022
Insinyur Indonesia Ikut Membangun Stadion Piala Dunia 2022 di Qatar
Satu di antaranya, ada peran dari insinyur sipil Indonesia yang juga dilibatkan dalam pembangunan stadion Piala Dunia.
Laporan dari Jurnalis Tribun Network, Eko Priyono dari Qatar
TRIBUNLOMBOK.COM, DOHA - Pada Piala Dunia 2022 di Qatar ini, ada banyak orang-orang Indonesia yang turut terlibat dalam terselenggaranya pesta bola terbesar tahun ini.
Satu di antaranya, ada peran dari insinyur sipil Indonesia yang juga dilibatkan dalam pembangunan stadion Piala Dunia.
Baca juga: Jadwal Piala Dunia Hari Ini: Perang Iran vs Amerika, Belanda dan Inggris Incar Tiket 16 Besar
Saat ini perhatian warga dunia tertuju ke Qatar di mana perhelatan Piala Dunia 2022 tengah berlangsung hingga 18 Desember 2022.
Stadion Al Bayt di Al Khor menjadi lokasi yang dipilih FIFA bersama panitia lokal sebagai panggung pembukaan Piala Dunia 2022.
Tidak disangka, megahnya stadion yang berada sekitar 35 km dari Doha ini, ada kontribusi warga Indonesia.
Adalah Ony Cahyono, insinyur sipil asal Indonesia, yang tergabung ke dalam tim pembangunan Stadion Al Bayt, Qatar, oleh perusahaan Geo International Consultant.
Dipercaya menempati posisi Enginering Respentatif, lelaki asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ini merasa bangga dan senang bisa ikut serta membantu menyiapkan fasilitas perhelatan Piala Dunia 2022 tersebut.
Saat bertugas, dirinya mengaku bertanggung jawab pada sepenuhnya aspek monitoring pekerja, hingga penjadwalan.
Jurnalis Tribunnews, Eko Priyono berkesempatan mewawancarai Ony Cahyono di Qatar.
"Saya sebagai penanggung jawab untuk memonitor pekerjaan structure, di mana hampir 90 persen pekerjaan itu saya memonitor, baik schedule, pembongkaran pondasi, dan
serupanya," kata Ony, Jumat (25/11/2022).
Lulusan Universitas Diponegoro (UNDIP) Fakultas Teknik Sipil, ini mengatakan, terdapat beberapa hal yang menjadi kesulitan dalam pembangunan stadion tersebut.
Mengingat sebelum dibentuknya stadion, lokasi tersebut hanya berupa gurun. Diantaranya beberapa material yang dibutuhkan juga harus impor, sehingga perlu mengatur waktu dengan baik juga.
"Kesulitannya itu karena dulunya gurun, kemudian diminta untuk dijadikan fasilitas yang kapabel, electrical, power plane, supply untuk air bersih, hingga supply untuk irigasi antara lainnya," katanya.
Sebelum dirinya memulai karir di Qatar pada 2008, Ony mengaku sempat membuat suatu artikel, yang dimana dari hal itu lantas membuat perusahaan saat itu ia inginkan, tertarik memilihnya sebagai karyawan.