Piala Dunia 2022
Headway Mengecam Keras Cara Menangani Kiper Iran yang Cedera saat Lawan Inggris
Hidung Alireza Beiranvand membentur keras pipi Majid, yang mengakibatkan kiper tersebut membutuhkan perawatan dari staf medis timnas Iran
TRIBUNLOMBOK.COM, DOHA – Dalam laga Iran versus Inggris pada Senin malam 20 November 2022, terjadi insiden tabrakan antara penjaga gawang Iran Alireza Beiranvand dengan rekan sesama timnya Majid Hosseini.
Di babak pertama itu, kiper Beiranvand sedang menepis umpan silang dari pemain Inggris. Namun, ia langsung bertabrakan dengan Majid Hosseini.
Baca juga: Inggris Gilas Iran 6-2: Jude Bellingham dan Marcus Rashford Mencatat Rekor Istimewa
Hidung Alireza Beiranvand membentur keras pipi Majid, yang mengakibatkan kiper tersebut membutuhkan perawatan dari staf medis timnas Iran selama beberapa menit di lapangan.
Pada akhirnya, timnas Iran tetap membiarkan kiper Alireza Beiranvand untuk melanjutkan pertandingan.
Tetapi tak berapa lama kemudian, Beiranvand memberi isyarat untuk diganti, dan akhirnya ia diganti.
Kejadian itu pun mendapat kecaman keras dari Headway, sebuah organisasi sosial di Inggris yang bergerak di bidang pemulihan kesehatan bagi orang-orang yang telah mengalami cedera otak (kepala).
“Dia (Alireza Beiranvand) terlihat jelas sedang tertekan dan tidak fit untuk melanjutkan pertandingan, mengapa dia tetap dipasang,” bunyi pernyataan Headway sebagaimana dikutip The Guardian, Selasa (22/11/2022).
Sebagaimana terlihat dalam tayangan pertandingan tersebut di televisi, jelas terlihat bahwa hidung Beiranvand berdarah, demikian pula jersey atau pakaiannya. Alireza Beiranvand juga tampak bingung atau mengalami disorientasi.
Namun, oleh ofisial timnas Iran, dia masih diizinkan untuk melanjutkan pertandingan.
Beberapa saat kemudian, penjaga gawang itu terlihat duduk bersimpuh dengan kepala merunduk, memberi isyarat ke bangku cadangan bahwa dia perlu diganti.
Akhirnya kiper kedua, Hossein Hosseini pun masuk ke lapangan meskipun dianggap terlambat, karena pertandingan sempat dihentikan wasit cukup lama akibat tim medis melakukan perawatan Beiranvand di tengah lapangan.
Luke Griggs, kepala eksekutif Headway, terkejut saat menyaksikan kejadian tersebut.
“Sungguh memalukan bahwa kiper Iran Alireza Beiranvand masih dibiarkan untuk tetap berada di lapangan. Tidak relevan jadinya dia keluar semenit kemudian, karena seharusnya dia tidak boleh bertahan sedetik pun, apalagi satu menit di lapangan (setelah benturan itu). Dia jelas tertekan dan tidak layak untuk melanjutkan,” kata Luke Grigss dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan untuk PA Media seperti dikutip The Guardian.
“Sepertinya ini adalah kasus baru, dimana keputusan terpaksa dibuat oleh pemain dan bukan oleh staf medis. Ini adalah ujian pertama dari protokol benturan FIFA di Piala Dunia ini,” demikian lanjutan pernyataan itu.
Disebut Headway, kasus Ali Beiranvand adalah kegagalan yang hina dari protokol benturan FIFA itu.
Sementara itu, Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) Inggris mengatakan, terlihat jelas bahwa protokol benturan FIFA tidak diterapkan dengan baik demi tuntutan pertandingan.
"Kami telah melihat contoh yang jelas, di panggung terbesar dunia (Piala Dunia 2022) bahwa protokol benturan saat ini tidak diterapkan akibat tekanan pertandingan," bunyi pernyataan PFA.
Dokter tim sebetulnya memiliki tanggung jawab akhir untuk memutuskan apakah seorang pemain fit untuk melanjutkan atau tidak karena suatu sebab saat pertandingan digelar.
Tetapi, dalam kasus Alireza Beiranvand, tim medis Iran tampaknya lebih tertekan oleh tuntutan pertandingan daripada urusan kesehatan Beiranvand.
Sebelumnya, para dokter dari 32 negara yang bertanding di Piala Dunia 2022 telah mengdakan rapat di Qatar, di mana mereka sepakat untuk berpegang pada protokol benturan FIFA.(sunarko/tribunbali)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com berjudul Penerapan Protokol Benturan FIFA di Piala Dunia 2022 Dipertanyakan saat Iran Lawan Inggris