Piala Dunia 2022

Profil Saprudin Bastoni, Petani Indonesia yang Rawat Taman dan Stadion Piala Dunia 2022

Saprudin Bastoni merupakan petani asal Indonesia yang membangun dan merawat stadion dan taman untuk Piala Dunia 2022 di Qatar.

Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/EKO PRIYONO
Saprudin Bastomi dengan latar belakang salah satu traktor dengan mesin verti-drain yang sedang merawat lapangan sepak bola untuk tim nasional Qatar di Sport City, Doha Qatar. 

Sekitar awal tahun 2009 saya dikasih tahu oleh teman saya waktu kerja di jamur yang duluan hijrah ke Qatar bahwa ada lowongan pekerjaan sebagai Landscape Engineer di Qatar.

Saya mencoba melamar lowongan tersebut dengan mengirimkan CV lewat email. Sekitar seminggu kemudian saya ditelpon oleh HRD perusahaan landscape dari Qatar dan menyampaikan bahwa saya akan dihubungkan dengan general manager perusahaan tersebut dan beliau akan mewawancarai saya.

Akhirnya saya diwawancarai lewat telepon tersebut sekitar kurang lebih 15 menit dan beliau menyampaikan akan memberitahu saya hasilnya via email.

Setelah tiga hari saya mendapatkan kabar lewat email bahwa saya diterima di perusahaan landscape tersebut dan untuk segera mengurus paspor dan yang berkaitan dengan kebutuhan di imigrasi.

Alhamdulillah akhirnya pada bulan Maret 2009 saya bisa terbang ke Qatar dan bekerja di perusahaan landscape terbesar di Qatar.

Proyek Sport City

Pertama kali bekerja di Qatar saya ditempatkan di proyek Sport City sebagai Landscape Engineer untuk merawat taman Aspire Park yang luasnya sekitar 88 hektar dengan hamparan rumput dan berbagai jenis tanaman.

Aspire Park adalah taman terbaik di seluruh kawasan Timur Tengah. Aspire Park telah dirancang dengan komponen soft-scape dan hardscape untuk memenuhi persyaratan standar taman internasional.

Taman ini telah ditanami koleksi tumbuhan eksotis dari seluruh dunia yang bersumber dari iklim hangat seperti Amerika, Afrika, Australia, Eropa, Argentina, Spanyol, Malaysia, Thailand, Indonesia, China dan Mesir.

Aspire Park memiliki 80 spesies tanaman yang berbeda, dengan jumlah sekitar 800-an pohon yang sudah puluhan tahun umurnya dan bisa kita temukan di taman tersebut.

Saya juga bertanggung jawab memelihara 2 lapangan rumput sepak bola nasional dan 3 lapangan rumput sepak bola untuk rekreasi sesuai dengan standar tertinggi.

Di Aspire Park saya membawahi tenaga kerja multikultural dan multi negara dengan 3 supervisor, 1 kepala mekanik, 9 mandor, 2 mekanik dan 68 buruh.

Mereka yang di bawah manajemen saya, untuk tingkat supervisor dan mandor kebanyakan dari negara Mesir, Filipina dan Indonesia, sedangkan buruh kebanyakan dari negara Nepal, India dan Bangladesh.

Setelah 3 tahun bekerja di Qatar sebagai Landscape Engineer kemudian saya dipromosikan sebagai Landscape Site Manager untuk Aspire Park.

Saya bekerja merawat taman tersebut selama kurang lebih 5 tahun yaitu antara tahun 2009-2014.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved