KTT G20 Indonesia
Pin G20 Indonesia 2022 Ternyata Produk UMKM NTB, Tersemat di Dada Para Pemimpin Dunia
Produk buatan Lombok Pearl bisa sampai ke KTT G20 Indonesia 2022 bermula saat Presiden Joko Widodo melihat kerajinan di Kuta Mandalika
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Produk pin logo Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia di Bali ternyata buatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pin dengan bentuk serupa logo G20 Indonesia 2022 dengan warna silver dan emas ini tersemat di dada para Presiden negara peserta yang hadir pada 15-16 November lalu.
"Tidak menyangka dan prosesnya lama sampai digunakan di KTT G20 itu," ungkap Riana Meilia, pengusaha dan pemilik Lombok Pearl di Mataram, Kamis (17/11/2022).
Riana menceritakan, produk buatannya bisa sampai ke KTT G20 Indonesia ini bermula saat ia mengikuti pameran di Kuta, Mandalika awal 2022.
Baca juga: Daftar Oleh-oleh Delegasi KTT G20 Indonesia: Pulpen Perak hingga Tablet Buatan Dalam Negeri
Kala itu, Presiden RI Joko Widodo yang sempat berkunjung ke booth Lombok Pearl tertarik melihat desain perhiasan berbentuk sayap kumbang.
Riana mengungkapkan, Presiden saat itu mengatakan desain inilah yang dicari untuk menjadi pin resmi KTT G20 dan memintanya mengerjakannya.
Namun demikian, sejak peristiwa itu, pihaknya menunggu jawaban dari panitia G20 hingga pada Agustus 2022, ia diminta mengirimkan desain dan profil usaha.
Setelah melalui proses kerjasama, ia mulai mengerjakan pin berbahan perak untuk pejabat VVIP dan VIP sejumlah 170 buah itu dengan kontrol kualitas tinggi.
"Alhamdulillah, perajin-perajin kita bisa mengikuti standar yang ditetapkan panitia dari presisi desain dan pengerjaan. Termasuk juga memastikan pin itu tidak lepas saat dipakai dengan berkali kali uji coba," jelasnya.
Pin KTT G20 ini dibuat dan dikemas dari bahan lokal.
Khusus pin VVIP disepuh emas 24 karat.
Riana menambahkan, sejak tahun 2000, ia mulai usaha dengan tiga puluh perajin di Desa Ungga, Lombok Tengah.
Sempat terdampak pandemi, para perajin mengundurkan diri dan bekerja serabutan.
Saat ini ada lima belas perajin yang bekerja di Lombok Pearls. Ia mengaku makin percaya diri dengan kemampuan dan kualitas produk yang dihasilkan terutama para perajin binaannya.
"UKM kita hanya perlu menjaga kualitas dan rajin mengikuti event terutama di Jakarta sebagai pintu," tambahnya.
Ia meyakini, pasar selalu terbuka lebar bagi UKM NTB lainnya dan bersaing dengan kreatifitas dan kualitas.
Kahar (52 tahun), salah seorang perajin perak Ungge mengaku ikut bangga dengan order kali ini.
Baca juga: Presiden Jokowi ke Pemimpin G20: Tahura Ngurai Rai Contoh Success Story Indonesia Atasi Krisis Iklim
"Bangga karena dipakai oleh pejabat negara di acara kelas dunia",sebutnya.
Perajin yang sudah menekuni profesinya sejak 1990 ini mengaku berhati hati dalam proses pengerjaan pin G20 ini karena sesuai ketentuan, desain motif, dimensi panjang dan lebar serta presisi berat harus sesuai dan tepat.
Seperti Riana, ia menyampaikan terimakasih atas bimbingan Dekranasda NTB dan Lombok Pearl.
"Walaupun tinggal di desa, tapi karya bersaing global," sebutnya.
(*)