Wisata Lombok

Wisata Lombok, Filosofi di Balik Nikmatnya Sate Bulayak di Lombok Barat

Sate Bulayak merupakan salah satu kuliner khas Lombok yang wajib dicicip saat menikmati objek wisata Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/SIRTUPILLAILI
Sajian Sate Bulayak, kuliner khas Lombok yang bisa dinikmati saat jalan-jalan menikmati wisata Lombok. 

Dengan harga segitu Anda sudah bisa mendapatkan 10 tusuk sate dengan lima bulayak.

Sate Bulayak enaknya disantap langsung di lokasi karena bumbunya tidak bisa bertahan terlalu lama.

Hingga saat ini Sate Bulayak belum bisa dijadikan oleh-oleh untuk dibawa ke luar daerah.

Filosifi dan Sejarah Sate Bulayak

Sajian Sate Bulayak, kuliner khas Lombok yang bisa dinikmati saat jalan-jalan menikmati wisata Lombok.
Sajian Sate Bulayak, kuliner khas Lombok yang bisa dinikmati saat jalan-jalan menikmati wisata Lombok. (TRIBUNLOMBOK.COM/SIRTUPILLAILI)

Dikutip dari situs resmi Pemkab Lombok Barat, www.lombokbaratkab.go.id, awal mulanya Sate Bulayak dibuat oleh masyarakat di Kecamatan Narmada, Lombok Barat.

Menurut sebagian warga setempat, Sate Bulayak sudah ada sejak zaman dahulu.

Konon, makanan khas ini tidak hanya berupa Sate Bulayak saja, tetapi lengkap dengan saur (parutan kelapa), kacang kedelai dan urap jambah.

Menu inilah yang dihidangkan dalam sebuah wadah dulang, ditutupi tebolaq yang dihiasi kaca cermin dan keke (kerang).

Filosofi kaca cermin dan kerang yang dituangkan dalam tutup tebolaq ini menggambarkan sebuah peringatan kepada penyantapnya.

Kaca cermin sebagai simbol orang yang menyantap makanan tersebut senantiasa bercermin agar jangan menikmati makanan terlalu kenyang.

Karena jika terlalu banyak makan, akibatnya jadi penyakit.

Diharapkan bersyukur, karena makanan yang disantap itu datangnya dari sang Khalik. Orang perlu tenaga, maka butuh makan. Dengan tenaga pula orang bisa mampu dan layak untuk beribadah.

Sedangkan filosofi kerang (keke) adalah simbol kematian.

Kerang memberi makna peringatan kepada kita, agar ingat terhadap kematian.

Cermin dan kerang ini memberi peringatan, jangan terlalu banya makan, apalagi sampai sakit. Akibatnya kematian yang datang menjemput.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved