Data Negara Bocor
Cak Imin Berhenti Pakai WA setelah Data Pribadi Diretas Bjorka, DPR Percepat Pengesahan RUU PDP
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berhenti menggunakan WA setelah data pribadinya diretas Bjorka.
TRIBUNLOMBOK.COM - Satu per satu pejabat negara menjadi korban hacker dengan nama samaran Bjorka, tidak terkecuali Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Bahkan Cak Imin sampai menyatakan berhenti menggunakan aplikasi Whatsapp (WA) untuk sementara waktu.
Sebab nomor ponselnya dan WA pribadi Cak Imin tersebar luas.
"Saya mengundurkan diri dari WA hari ini. Karena WA saya bocor dengan macam-macam isinya," kata Cak Imin, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Data pribadi Cak Imin yang merupakan wakil ketua DPR RI itu diumbar oleh Bjorka lewat akun Telegramnya.
Baca juga: Suka Sebar Data Pribadi Pejabat, Bjorka Ngaku Punya Teman Orang Indonesia: Aku Lakukan Ini Untuknya
Data-data pribadi yang disebar antara lain, nama lengkap, nomor induk kependudukan (NIK), alamat rumah, hingga data vaksinasi.
Dengan bocornya data pribadi tersebut, Cak Imin mengaku dia mendapat banyak teror melalui pesan masuk ke akun WhatsApp miliknya.
Hal itu membuat Cak Imin heran dan mengaku apa yang dialami saat ini cukup mengerikan.
"Iya saya juga heran. Ini mengerikan," kata Cak Imin.
"Karena WA saya mulai jam 9 itu, WA saya itu ratusan WA masuk. Berbagai macam. Itu karena bocor. Di situ bahayanya," ungkapnya, dikutip dari Tribunnews.com.
Tidak hanya Cak Imin, Bjorka juga menyebar luaskan data pribadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hingga Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Terhadap Cak Imin, Bjorka menyebut mantan Menteri Ketenagakerjaan itu memanfaatkan dirinya untuk kampanye.
"Yea you're seeking attention by using my name for your shitty campaign? Ok now its time to check your notifications (Ya, Anda cari perhatian dengan memanfaatkan nama saya untuk kampanye Anda. Sekarang, waktunya untuk mengecek notifikasi Anda)" tulis Bjorka.
Sementara itu, Cak Imin juga membantah pernyataan Bjorka yang menyebut dirinya memanfaatkan nama Bjorka saat kampanye.
Dia mengaku tak mengenal Bjorka dan menyebutnya hendak menjatuhkan namanya.
"Itu bukan saya. Bukan saya. Saya tidak tahu sama sekali itu. Itu siapa. Jangan-jangan orang yang mau menjelekkan saya juga, saya enggak tahu," kata Cak Imin.
RUU PDP Dipercepat
Dengan kejadian ini, DPR RI, kata Cak Imin, akan mempercepat pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP).
Harapannya hal serupa tidak terjadi lagi.
"Pasti [menginisiasi pimpinan DPR lain] untuk segera menggelar Paripurna dan saya akan dorong cepat RUU PDP," katanya.
Dia mengakui rentetan data pribadi dan lembaga yang dijebol Bjorka menunjukkan sistem pertahanan nasional sedang terganggu.
Cak Imin mendorong agar semua lembaga bekerja sama mengatasi mengatasi masalah tersebut.
"Saya kira pemerintah apakah Kominfo atau Menko Polhukam atau Kepolisian harus bahu membahu, ini perang ini, pasukan harus disiapkan," katanya.
Sementara itu, Menkopolhukam Mahfud MD mengaku tak ambil pusing dan tak ingin tahu terkait data pribadinya yang disebut dibocorkan Bjorka.
Menurut Mahfud data pribadinya bukan rahasia dan bisa diambil di laman website yang terbuka.
Tidak hanya itu, kata Mahfud, data pribadinya juga bisa dilihat di sampul-sampul belakang buku-buku yang ditulisnya atau di LHKPN KPK.
"Banyak yang japri (mengirim pesan pribadi) saya bahwa data pribadi saya dibocorkan oleh Bjorka hacker. Saya tak ambil pusing dan tak ingin tahu. Sebab data pribadi saya bukan rahasia. Bisa diambil dan dilihat di Wikipedia (Google), di sampul belakang buku-buku saya, di LHKPN KPK. Data pribadi saya terbuka, tak perlu dibocorkan," kata Mahfud di akun Twitternya, @mohmahfudmd, pada Selasa (13/9).
Bentuk Tim Tanggap Darurat
Pemerintah sendiri lewat Kominfo, Menkopolhukam dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) segera membentuk tim tanggap darurat.
Tim tersebut akan menghadapi serangan kebocoran data seperti yang dilakukan hacker Bjorka.
Keputusan tersebut dibuat usai Presiden Jokowi melaksanakan rapat dengan sejumlah kementerian dan lembaga untuk membahas tata kelola data di Indonesia di Istana Merdeka, Senin (12/9/2022).
"Setelah rapat di istana, kami akan bentuk emergency respons hadapi hacker. Emergency response ini untuk menjaga tata kelola data yang baik di Indonesia untuk menjaga kepercayaan publik," ujar Menkominfo Johnny G Plate kepada wartawan.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri ikut turun tangan menelusuri viralnya kasus peratasan oleh Bjorka.
Dedi menyatakan, penyidik Polri telah masuk ke dalam tim terpadu yang dibentuk Presiden Jokowi untuk menelusuri kebocoran data dari Bjorka.
"Ya, tim Siber Bareskrim sudah masuk dalam tim terpadu," kata Dedi saat dikonfirmasi, Selasa (13/9).
Namun begitu, Dedi masih enggan merinci apakah pihak kepolisian sudah mendapatkan identitas dari Bjorka.
Kasus ini pun masih dalam penanganan tim Siber Bareskrim Polri.
"Nunggu update dari siber," ujarnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Data Pribadi Dibobol Bjorka, Cak Imin Pamit dari WA: Ini Mengerikan, Banyak Teror Pesan Masuk.