Khazanah Islam
Bagaimana Hukum Jual Beli Online dalam Islam? Berikut Rukun dan Ketentuan Sebelum Transaksi
Dalam Islam dikenal jual beli salam, jauh sebelum berkembang jual beli online saat ini. Apa makna jual beli salam dan bagaimana rukunnya dalam Islam.
5. Shigoh atau Kesepakatan Kedua Belah Pihak
Transaksi jual beli baru bisa dilakukan jika kedua belah pihak. Antara penjual dan pembeli sudah sepakat dengan barang tersebut.
Tanpa ada kesepakatan, maka tidak sah jual beli tersebut.
Sehingga dalam Islam setiap jual beli ada akad sebagai bentuk kesepakatan.
Akad ini merupakan kesepekatan kedua belah pihak, antara yang memesan dan tempat memesan barang.
Akad bisa dalam bentuk lafaz maupun bentuk lainnya yang bisa difahami kedua belah pihak.
Dalam kitab Syarh Alyaqutunnafis karya Alhabib Muhammad bin Ahmad bin Umar Asysyathiri.
Dia menjelaskan, jual beli menggunakan perangkat seperti telepon dan semisalnya sah dalam Islam.
Sebab kedua belah pihak sudah membuat kesepakatan untuk melakukan transaksi.
وَأَمَّا البَيْعُ وَالشَّرَّاءُ بِالْمَكَاتِبَةِ وَالتَّوْقِيْعِ عَلَيْهِمَا، وَبِوَاسِطَةِ وَسَائِلِ الْاِتِّصَالِ الْحَديْثَةِ كَالتِّلِيْفَوْنِ وَالتَّلَكْسِ وَغَيْرِهِمَا...... فَاِنَّ هَذِهِ الْاَجْهَزَةَ اَصْبَحَ جَرَيَانِ التَّعَامُلُ بِوَاسِطَتِهَا وَبِوَاسِطَتِهَ يَتِمُّ الْبَيْعُ وَالشَّرَّاءُ وَالتَّعَامُلُ دَاخِلُ كُلِّ الدَّوْلِ
Artinya:
"Dan adapun jual beli dengan surat menyurat dan dengan tanda tangan kedua belah pihak didalamnya, dan juga dengan media perantara yang terbaru seperti telepon dan teleks dan semisalnya. Maka sesungguhnya dengan perangkat-perangkat ini telah berlangsung interaksi dengan perantaranya, dan dengan perantaranya pula menyempurnakan proses jual beli serta interaksi masuk ke setiap negara."
(*)
Tulisan ini merupakan karya Mashudi, mahasiswa KPI IAIH NW Lombok Timur.