Berita NTB
Dampak PMK, Peternak Mengaku Harga Sapi Turun Hingga 5 Juta Jelang Idul Adha
Menjelang Hari Raya Idul Adha, peternak sapi mengaku harga sapi mereka turun hingga Rp5 juta per ekor.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memberi dampak signifikan pada peternak sapi.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, peternak sapi mengaku harga sapi mereka turun hingga Rp5 juta per ekor.
"Ya ada, yang harga Rp15 juta jadi kurang 10 juta," kata Nurmah (57) seorang peternak sapi di Kelompok Ternak Tani Reyan Baru, Kelurahan Gerung, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat.
Ia mengaku merugi.
Baca juga: Antisipasi Penularan PMK di Lombok Barat, Polisi Lakukan Penyekatan Hewan Ternak di Pelabuhan Lembar
"Sapi yang sakit kita yang ndak bisa makan," ungkapnya.
Lebih jauh, hingga pekan terakhir jelang Idul Adha, pihaknyq belum menerima permintaan ternak untuk dijadikan hewan kurban.
"Untuk kurban belun ada, biasanya nanti pemesanannya secara pribadi," jelasnya.
Di kandang kolektif peternak Reyan Baru, total terdapat sekitar 300 ekor sapi.
Baca juga: Wakil Presiden Maruf Amin Kunjungi Kandang Ternak di Lombok Barat, Pantau Sapi Terkena PMK
Saat kasus PMK mulai masuk ke Lombok, seluruh ternak di kandang tersebut terkena PMK.
Namun, Nurmah menyebutkan seluruh sapi tersebut sembuh total. Tak ada yang dipotong paksa.
"Alhamduoillah sekarang sudah sehat, sembuh total. Kita semprot pakai byclin, kakinya supaya tidak ada kuman di kuku," jelasnya.
Tak hanya itu, peternak sapi di Reyan Barat juga menggunakan ramuan tradisional untuk mengobati penyakit PMK.
"Tradisional pakai daun sirih, kasi minum. Alhamdulillah lidahnya kan banyak berbusa, kita masakan daun sirih. Bisa sembuh," jelasnya.
"Kadang juga pakai paracetamol," imbuhnya.