Berita Mataram
Harga Cabai Rawit di Mataram Makin Mahal, Warung Nasi Rela Tak Ambil Untung Demi Jaga Cita Rasa
Bagi Warung Bik Cum, mengganti menu atau mengurangi bumbu pedas bukan pilihan sebab itu mengorbankan pelanggan
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Harga cabai rawit di Mataram kini mencapai Rp 63 ribu per kilogram.
Pedagang nasi pun turut terkena imbasnya.
Bagi Warung Bik Cum, mengganti menu atau mengurangi bumbu pedas bukan pilihan sebab itu mengorbankan pelanggan.
Baca juga: Harga Cabai Tembus Rp63 Ribu di Pasar Kebon Roek, Distanbun NTB Imbau Tanam Cabai Sendiri
Kenaikan harga cabai rawit ini disiasatinya dengan sedikit berkorban.
Dengan cabai yang cukup mahal tersebut, Pemilik Warung Nasi, Bik Cum mengaku kesulitan dalam mendapatkan laba dari porsi nasi yang ia jual, Minggu (5/6/2022).

"Saya biasa mendapati untung dari per piring nasi nya sebesar Rp 2 ribu, namun kini lebih sedikit akibat biaya produksi yang melambung," ucap Bik Cum yang berjualan di tepi Jalan Izmail Marzuki, Karang Tapen, Mataram.
Meski dengna laba yang menyempit, Warung Nasi Bik Cum mengaku tetap harus menyediakan yang terbaik bagi pelanggannya.
"Kalau tidak pedas, pelanggan tidak akan suka, juga warna dari masakan saya akan memudar, alias tidak merah dan pedas," jelas Bik Cum.
Baca juga: Investasi NTB Capai Rp 2 Triliun pada Kuartal 1/2022: Didominasi Sektor Tambang, Disusul Mandalika
Bik Cum juga mengaku, bahwa harga yang ia patok tetap sama per piring meski harga produksi semakin mahal yakni sebesar Rp 7 ribu hingga Rp 10 ribu.
Porsi cabai pun tetap sama tanpa dikurangi.
"Selebihnya saya hanya bisa menerima laba yang kecil, karena tidak mungkin semuanya kita larikan ke pelanggan," tandasnya.
(*)