Kualitas Tidak Kalah Saing Tapi Kopi NTB Tidak Masuk Peta Kopi Nasional, Mengapa?

Meski menjadi daerah penghasil kopi, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga saat ini belum masuk dalam peta kopi nasional. Status ini harus segera diubah.

Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/JIMMY SUCIPTO
Kopi Kumbi yang diproyeksikan menjadi pencetus awal Kopi NTB di Peta Kopi Nasional, Sheraton Coffe Talk, Hotel Sheraton Senggigi Resort, Jumat (3/6/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Meski menjadi daerah penghasil kopi, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga saat ini belum masuk dalam peta kopi nasional.

"Kita telah menghasilkan puluhan ribu ton biji kopi hasil NTB, namun mengapa kita belum bisa masuk ke peta kopi nasional?" kata  praktisi kopi Dody Adi Wibowo, di sesi Sheraton Coffe Talk, Hotel Sheraton Senggigi Resort, Lombok Barat, Jumat (3/6/2022).

Dody menyayangkan kondisi ini, karena NTB sendiri merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia.

"Produksi kopi di NTB tidak kalah dari NTT, maupun Timika, Papua sana yang bahkan produksinya jauh lebih kecil dari kita," tambahnya.

Dengan hal tersebut, Dody bersama rekan pecinta kopi lainnya, beserta dinas-dinas terkait berencana untuk merancang sebuah konsep, yakni konsentrasi pengembangan kopi di NTB.

Baca juga: Wisata Dusun Kumbi, Andalkan Kopi dan Rintis Jalur Pendakian Baru ke Gunung Rinjani

Baca juga: Penelitian Terbaru: Peminum Kopi Lebih Kecil Kemungkinan untuk Meninggal

Dody yakin kopi asal NTB mampu bersaing dengan Kopi Gayo asal Aceh, dengan skor nasional yang sama.

Khususnya Kopi Kumbi yang berbasis di Narmada, Lombok Barat akan menjadi sebuah pemantik, sebagai contoh konsentrasi kopi di NTB.

"Pak Zulkieflimansyah sudah bilang iya, dan kita tunggu eksekusi Bappeda NTB serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Barat untuk berkolaborasi," tambahnya.

Ia pun mencontohkan beberapa manfaat yang telah Kopi Kumbi dapatkan dan pergunakan, saat kolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan beberapa waktu lalu.

"Ada 20 orang sebagai roaster kopi, dan 5 orang barista mampu dilahirkan oleh pelatihan  dan alat bantuan tersebut," ucapnya.

Selain itu, semangat para petani kopi di Kumbi juga dapat dikatakan sangat tinggi.

Dilihat dari antusiasme petani Kopi Kumbi dan praktik pengetahuan yang mereka tuangkan saat memanen kopi.

Dengan antusiasme tersebut, dibarengi dengan Kopi Kumbi yang dinikmati pecinta kopi asal luar daerah NTB.

Dengan Kopi Kumbi skala kecil yang mampu menembus pasar nasional, hal ini sebagai pijakan awal untuk membentuk NTB berada dalam Peta Kopi Nasional.

Namun, dengan pasar nasional yang mampu dipenetrasi, Kopi Kumbi belum mampu menghasilkan kuantitas secara besar.

"Terbentur akibat fasilitas," ungkap Kepala Dusun Kumbi, Saringgih.

Saringgih pun mengaku tidak mau mengambil jalan pintas dengan memaksakan produksi kuantitas besar dengan alat seadanya.

Dengan kualitas bersaing hingga harga terjangkau seharga Rp 20 ribu per bungkusnya, Dody dan Saringgih berharap besar bantuan dari pemerintah.

Khususnya untuk menancapkan tombak awal Kopi NTB di Peta Kopi Nasional.

"Bila konsep ini mampu dijalankan, kami akan coba menjadi cetak biru pengembangan kopi di daerah lain di NTB, khususnya di luar Narmada, Lombok Barat," tandas Dody dan Saringgih.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved