Liga Italia

AC Milan Scudetto Berkat Cinta Ibra, Intuisi Paolo Maldini dan Tim Pembisik Data

AC Milan yang lama puasa gelar akhirnya bisa meraih kembali kejayaan tersebut berkat tim solid yang menjalankan perannya dengan baik.

Editor: Dion DB Putra
twitter@acmilan
Para pemain AC Milan bersukaria merayakan sukses mereka meraih scudetto musim 2021-2022. 

Berbasis data

Kesibukan Vulcano dan tim pada hari pertandingan sudah cukup mendeskripsikan fokus besar AC Milan terhadap data dan statistik.

Kedatangan Elliott Management sebagai pemegang saham mayoritas klub pada 2018, membawa pendekatan baru bagi AC Milan.

Pada masa kejayaan klub di bawah kepemimpinan Presiden Silvio Berlusconi, persisnya pada akhir 1980-an sampai awal milenium, Rossoneri dikenal sebagai klub yang royal mengeluarkan uang untuk membeli bintang.

Elliot Management memilih melangkah secara lebih terukur dengan data serta statistik sebagai pedoman menentukan arah tujuan. Data salah satunya dipakai AC Milan era Elliott Management sebagai kompas pemandu mereka di bursa transfer.

AC Milan memfokuskan diri untuk merekrut pemain muda bertalenta ketimbang bintang besar berbanderol mahal dengan gaji tinggi.

Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic (TWITTER.COM)

Muncullah kemudian nama-nama seperti Rafael Leao, Theo Hernandez, Alexis Saelemaekers, Pierre Kalulu, Fikayo Tomori, Sandro Tonali, sampai yang paling gres Mike Maignan.

“Dia (Theo Hernandez) adalah pemain yang kami kenal sejak di Atletico Madrid U17 dan U19. Ini adalah pekerjaan yang berlangsung selama empat sampai lima tahun,” kata Kepala Pemandu Bakat AC Milan, Geoffrey Moncada.

“Dan kesempatan untuk mendapatkannya datang ketika dia melalui sedikit masalah di Real Madrid, yang baru saja merekrut Ferland Mendy,” tutur Moncada mengenang keberhasilan Milan menggaet Theo Hernandez dari Madrid 2019 silam.

Sama seperti kasus Theo, Moncada juga mengakui bahwa telah melakukan pemantauan intensif kepada Rafael Leao sejak sang penyerang lincah masih memperkuat tim junior Sporting CP.

Dalam memonitor pemain, AC Milan yang dipimpin oleh Geoffrey Moncada, membaginya dalam dua departemen besar, yakni area data dan pemantauan. Dengan kata lain, data dipakai untuk mendukung pengamatan langsung melalui mata.

“Ketika data memberi tahu kami ada pemain dengan statistik bagus, saya meminta tim pemandu bakat untuk melihatnya.”

“Saya suka perpaduan ini, bekerja dengan bantuan statistik,” kata Moncada, sosok yang ikut membentuk tim AS Monaco 2016-2017 yang berisikan berlian macam Kylian Mbappe, Bernardo Silva, Fabinho, dan Tiemoue Bakayoko.

Data kini sudah menjadi semacam asupan sehari-hari di level manajemen, staf, sampai personel tim Milan.

Pada musim 2019-2020, pemain AC Milan, di antaranya Franck Kessie dan Ante Rebic sempat dituduh tak profesional lantaran kedapatan “bermain-main” dengan ponsel sebelum duel melawan Napoli.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved