Bulan Ramadhan

Serunya 'Liga Ramadhan' di Mataram, Tradisi Anak Muda Menunggu Sahur dengan Bermain Bola

Berbagai kegiatan dilakukan pemuda di Kota Mataram untuk menghabiskan malam Ramadhan, salah satunya dengan bermain bola hingga jelang sahur.

Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/REZA EKA ADI NUGRAHA
Pertandingan sepak bola jalanan pemuda untuk mengisi waktu menuju santap sahur, di Kota Tua Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (08/04/2022). 

Kadang pertandingan dihentikan sementara karena ada sepeda motor melintas hingga bola plastik penyok.

Bola yang mereka gubakan merupakan bola plastik yang sudah kempes.

Bukan bola blitter seperti yang dipergunakan pada pertandingan resmi.

Bola plastik sengaja mereka gunakan agar bola lebih mudah dikontrol di lapangan jalan raya.

Sehingga bola tersebut tidak mudah melayang ke udara. Bolah hanya bisa ditendang mendatar.

Bila ingin mencetak gol, bola masuk ke dalam jala gawang yang ditandai garis air, serta sendal sebagai tiangnya.

Tak ayal, bola yang harus mendatar itu menyebabkan kiper yang menjaga gawangnya itu harus memposisikan diri tiarap.

Selain permainan sepak bola yang seru dan menguras tenaga, tidak lupa ada harga yang menjadi taruhan mereka dalam bermain sepak bola.

Dengan pertandingan antar tim, maka dipastikan, akan ada gabungan modal yang akan dipertaruhkan.

Tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 50 ribu hingga beberapa ratus ribu per satu pertandingannya.

Pertandingan sepak bola jalanan pemuda untuk mengisi waktu menuju santap sahur, di Kota Tua Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (8/4/2022).
Pertandingan sepak bola jalanan pemuda untuk mengisi waktu menuju santap sahur, di Kota Tua Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (8/4/2022). (TRIBUNLOMBOK.COM/REZA EKA ADI NUGRAHA)

Saat dimintai keterangan TribunLombok.com, seorang pemuda yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengaku, uang yang dipergunakan adalah uang jajannya sehari-hari.

“Ini uang yang kami kumpulkan masing-masing sangu dari orang tua, hingga uang yang kemarin kami berhasil menangkan, kami turut akumulasikan kembali di malam ini,” ucapnya.

Meski menggunakan uang sungguhan, tetapi tidak ada kericuhan, tidak ada permainan curang, maupun anarkisme dari antar tim yang tidak terima.

Karena mereka hanya mencari kesenangan.

Bahkan antar pemain sudah saling mengenal, meski harus bermain di tim yang berbeda.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved