Bulan Ramadhan

Cerita Pemuda Pedagang Takjil di Taman Budaya NTB: Patungan Modal, Belajar Resep Sendiri

pedagang takjil ini menyediakan aneka macam jajanan terdiri dari jajanan tradisional, kue kering, bakso, minuman sirup, es buah, dan lainnya

Penulis: Setyowati Indah Sugianto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/Setyowati Indah Sugianto
Pedagang takjil di depan Taman Budaya NTB, Khanaya sedang melayani pembeli aneka minuman yang dijajakannya, Rabu (6/4/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Setyowati Indah Sugianto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pedagang takjil mulai meramaikan area depan Taman Budaya NTB sejak sore hari pukul 16.00 Wita selama Ramadhan ini.

Para pedagang takjil ini menyediakan aneka macam jajanan terdiri dari jajanan tradisional, kue kering, bakso, minuman sirup, es buah dan masih banyak lagi.

Salah satunya lima sekawan Abin, Abid, Vian, Khanaya, dan Dira yang menjajakan berbagai macam camilan di lapak di Jalan Majapahit, Kecamatan Sekarbela, Mataram itu.

Baca juga: Pedagang Takjil di Jalan Udayana Kota Mataram Kelimpahan Berkah Ramadan, Dagangan Laku Keras 

Baca juga: Aneka Takjil yang Banyak Diburu Warga Kota Mataram Selama Ramadan, Lengkap dengan Harganya

"Biasanya kalau jualan sore-sore gini berlima berjualan tapi berhubung hari ini teman lain tidak ikut dagang karena ada halangan juga," kata Abid, Rabu (6/4/2022).

Aneka takjil yang mereka jual merupakan hasil resep sendiri.

Kemudian semua menu takjil tadi dibuat bersama-sama.

"Kebetulan kita buat bareng-bareng seperti salad, puding, serabi sama es buah," imbuh Abid.

Mereka menjual aneka takjil tersebut dengan hargan terjangkau dan murah.

Mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu.

Awalnya, kata Abid, mereka memutuskan untuk membuka lapak takjil didasari iseng belaka.

Sebab mencari kegiatan bermanfaat di bulan Ramadhan.

Khanaya menambahkan, mereka mengumpulkan uang masing-masing Rp 50 ribu yang dijadikan sebagai modal awal.

Begitu pula dengan pembagian keuntungannya yang sama rata.

"Kalau secara keuntungannya lumayan, ada sekitar 100 ribuan bisa dibagi 5 orang," kata Khanaya.

Aktivitas berjualan takjil yang mereka geluti ini sesuai dengan niat awal.

Mereka berjualan sejak pukul 16.00 Wita sampai tiba waktunya berbuka puasa.

Sehingga, menanti waktu berbuka puasa mereka isi dengan kegiatan berjualan takjil.

"Selain berjualan menghasilkan uang tambahan, bisa sambilan nongkrong juga," Pungkas Abid. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved