Bulan Ramadhan
Vaksinasi Dosis Lengkap dan Booster Syarat Mudik Lebaran, Ini Penjelasan Menkes
Mengingat potensi dampak penularan bagi kelompok lansia yang akan dikunjungi kerabat saat Lebaran
TRIBUNLOMBOK.COM - Pemerintah melonggarkan aktivitas masyarakat di masa pandemi Covid-19 jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 1443 H.
Bahkan, pada tahun masyarakat boleh mudik Lebaran dengan ketentuan sudah vaksinasi Covid-19 dosis lengkap hingga vaksin booster.
"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilakan, juga diperbolehkan dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ucap Presiden Joko Widodo, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Ini Syarat Mudik Lebaran 2022 untuk yang Belum Maupun Sudah Divaksin Booster
Baca juga: 80 Juta Orang Indonesia Akan Mudik Lebaran Tahun Ini
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan syarat vaksinasi Covid-19 ini bagi masyarakat yang mudik lebaran.
Mengingat potensi dampak penularan bagi kelompok lansia yang akan dikunjungi kerabat saat Lebaran.
Vaksinasi ini akan meminimalisir dampak penularan Covid-19.
"Kalau vaksinasi tidak lengkap, dampaknya negatif terutama pada orang tua. Orang tua ini saat Lebaran sasaran kunjungan anak-anaknya."
"Karena itu (Presiden) menyarankan kalau mau mudik itu sebaiknya di-booster, supaya memperkecil risiko orang yang dikunjungi nanti terkena Covid-19," kata Budi dalam konferensi pers dikutip dari YouTube Kemenkes, Rabu (23/3/2022).
Kendati demikian, masyarakat yang baru vaksin sekali atau belum vaksin booster tetap diperbolehkan mudik dengan syarat wajib tes Covid-19.
Warga yang baru vaksin sekali harus melampirkan bukti negatif tes Covid-19 PCR.
Sementara, yang belum vaksin booster, wajib melampirkan bukti negatif tes Covid-19 antigen.
Budi pun mengingatkan resiko kematian tinggi Covid-19 pada kelompok lansia dan orang yang belum vaksinasi dua dosis.
Ia pun mencontohkan situasi Covid-19 di negara Hong Kong.
"Lansia mereka (warga Hong Kong) itu vaksinasi dua dosisnya rendah sekali."
"Data rumah sakit di Hong Kong, yang kematiannya tinggi, 90 persen adalah orang tidak lengkap vaksinasi."