MotoGP Mandalika 2022
Lalu Lintas Lombok Padat Seusai MotoGP, Franco Morbidelli Pinjam Motor Polisi untuk Kejar Pesawat
Pebalap Franco Morbidelli meminjam motor polisi untuk mengejar pesawat seusai MotoGP Mandalika 2022, fotonya jadi viral.
Penulis: Irsan Yamananda | Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNLOMBOK.COM - Ajang balap MotoGP Mandalika 2022 telah selesai digelar.
Serba-serbi perhelatan tersebut mulai menjadi sorotan.
Mulai dari pawang hujan hingga tingkah para pebalapnya.
Salah satu pebalap yang viral adalah Franco Morbidelli.
Fotonya saat mengendarai motor polisi jadi sorotan di media sosial.
Potret sang pebalap diunggah oleh akun Instagram @skysportmotogp.
Baca juga: Kesan Mendalam Nunik di MotoGP Mandalika 2022, Minta Tanda Tangan ke Alex Rins, Malah Dapat Sepatu
Baca juga: Imbas Kecelakaan di MotoGP Mandalika, Marc Marquez Alami Diplopia: Pengelihatan Saya Tak Nyaman
Morbidelli terlihat mengenakan pakaian hitam dan celana pendek warna hitam.
Usut punya usut, ia melakukan hal itu lantaran lalu lintas Lombok seusai MotoGP Mandalika 2022 padat.
Sementara ia harus mengejar pesawat agar bisa pulang ke Italia.
Sontak, ia meminta bantuan polisi setempat dan meminjam motornya.
Johan Zarco Hingga Alex Rins Pakai Helm Motif Batik
Warganet masih asyik membicarakan ajang MotoGP Mandalika 2022.
Seperti diketahui, acara balapan itu digelar pada Minggu (20/3/2022).
Salah satu hal yang paling membekas adalah insiden yang menimpa pebalap tim Repsol Honda Marc Marquez.
Selain itu, ada juga aksi sang pawang hujan Rara Isti Wulandari.
Namun, tampilan helm beberapa pebalap juga tak luput dari perhatian warganet.
Pasalnya, mereka tampak menyiapkan desain khusus untuk menandai kembalinya MotoGP ke Indonesia setelah 25 tahun absen.
Baca juga: Gelaran MotoGP Mandalika Sukses, Bambang Soesatyo Apresiasi Pengurus dan Anggota IMI
Baca juga: Usai MotoGP 2022, Kawasan Mandalika Diterjang Banjir, Ini Titik Lokasi dan Penyebabnya
Salah satu pebalap yang dimaksud adalah Aleix Espargaro.
Pebalap dari tim Aprilia Racing ini memamerkan corak helm bermotif garis tegas biru dengan angka 41.
Atau Jorge Martin, rider asal Spanyol yang memamerkan peta Indonesia berhiaskan kata "Martinator" dan "Special Edition" di helmnya.
Tidak hanya itu, pebalap dari tim lainnya, seperti Johann Zarco dan Alex Rins, juga tak ingin ketinggalan dan menambahkan corak khusus pada helmnya.
Berbeda dari helm Aleix Espargaro yang tampak lebih kekinian, Zarco dan Rins justru kompak menambahkan motif batik di helmnya, walau keduanya berasal dari tim yang berbeda.
Helm Zarco dihiasi dengan motif batik megamendung berwarna putih dengan latar biru yang memanjang dari sisi atas ke spoiler.
Sedangkan Rins tampak apik dengan helm bermotif batik kawung yang menghiasi sisi atas depan, spoiler, termasuk samping.
Filosofi motif batik di helm pebalap MotoGP
Tentu penambahan motif batik di helm Zarco dan Rins bukan tanpa alasan.
Sebab, batik merupakan warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui UNESCO sejak tahun 2009.
Motif batik pada helm keduanya juga bisa menyemarakkan pergelaran MotoGP Mandalika yang amat dinantikan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Setiap motif batik di helm Zarco dan Rins memiliki sejarah dan filosofinya.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini penjelasannya.

1. Filosofi motif megamendung
Jika ditengok dari filosofinya, motif megamendung pada helm Zarco menyiratkan makna kesabaran apabila dipakai oleh seseorang.
Filosofi tersebut sebenarnya juga melambangkan bahwa pembuatan megamendung membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian.
Megamendung yang berasal dari Cirebon sebenarnya terinspirasi dari cuaca yang mendung, bentuk awan, dan genangan air.
Bagi orang-orang yang tidak begitu memperhatikan batik, megamendung mudah dikenali sebab motifnya yang menyerupai awan, memanjang, dan memiliki aksen melingkar di sisi dalam.
Di sisi lain, megamendung juga menjadi salah satu motif batik paling populer dan paling banyak digunakan di Indonesia.
Apabila dilihat secara lebih jauh, megamendung memiliki komposisi warna dasar, yakni merah dan biru.
Tampilan megamendung semakin apik sebab motif ini turut menggunakan tujuh gradasi warna yang melambangkan tujuh tingkatan langit.
Tidak hanya itu, dalam proses pembuatannya pun, bentuk awan di megamendung tidak bisa sembarangan dibuat.
Bentuk awan harus memanjang dari sisi kiri ke kanan alias horizontal.
Alasannya, bentuk awan ini dapat melindungi orang dari panasnya matahari.

2. Filosofi batik kawung
Walau ada perbedaan yang kentara dengan megamendung, motif kawung memiliki filosofi yang juga kental.
Sebelum membahas filosofi di baliknya, kawung adalah batik yang mudah dikenali motifnya karena bentuknya yang khas.
Ciri dari kawung adalah motifnya yang simetris dan mirip dengan buah kawung ditambah aksen seperti bintang di tengahnya.
Perlu diketahui bahwa motif batik tersebut menjadi salah satu yang tertua dari Pulau Jawa dan berasal dari Yogyakarta.
Dulunya tidak sembarangan orang bisa memakai batik bermotif kawung.
Sebab hanya sentana dalem atau orang tertentu yang berhubungan dengan Ngarso Dalem atau Raja yang berhak mengenakannya.
Karena alasan itulah kawung memiliki filosofi yang mendalam.
Kawung memiliki filosofi kehidupan manusia, kekuatan, keadilan, kesucian, dan umur panjang seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "MotoGP Mandalika, Kerennya Motif Batik di Helm Johann Zarco dan Alex Rins ".
(Kompas/ Yefta Christopherus Asia Sanjaya dan Aprida Mega Nanda) (TribunLombok)