Pertamina Kaji Harga Pertamax, Sri Mulyani Sarankan Pertalite Tidak Dinaikkan

Harga jual BBM RON 92 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pun saat ini bervariasi tergantung para badan usaha.

Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dia menyarankan untuk BBM jenis Pertalite agar harganya tidak dinaikkan. 

TRIBUNLOMBOK.COM,JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut harga Pertamax RON 92 yang dijual PT Pertamina (Persero) sudah tidak sesuai harga keekonomian saat ini Rp 14.526 per liter.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Agung Pribadi mengatakan, harga minyak dunia akibat konflik Rusia-Ukraina sudah di atas 110 dolar AS, dan hal ini berdampak pada harga produk atau Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca juga: Cara Dapatkan Diskon 30 Persen Pertamax Series dan Dex Series dari Pertamina

Baca juga: Harga BBM Pertamina Naik, Berikut Daftar Harga BBM Terbaru

"Saat ini semua SPBU menjual RON 92 di bawah harga batas atas tersebut (Rp 14.526), di berbagai SPBU tercatat kisaran Rp 11 ribu sampai Rp 14.400 per liter, kecuali Pertamina saat ini masih menjual RON 92 atau Pertamax cukup rendah Rp 9 ribu per liter," kata Agung dalam pernyataannya, Selasa (22/3/2022).

Menurut Agung, harga keekonomian RON 92 sebesar Rp 14.526 per liter merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum.

Harga jual BBM RON 92 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pun saat ini bervariasi tergantung para badan usaha.

"Untuk harga BBM jenis umum memang ditetapkan badan usaha, yang penting tidak boleh melebihi batas atas yang ditetapkan yaitu Rp 14.526 per liter untuk Maret 2022," ujarnya.

Terkait harga Pertalite, pemerintah memastikan akan menjaga harganya di level Rp 7.650 per liter, karena BBM jenis tersebut paling banyak dikonsumsi masyarakat.

Tercatat harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) atau ICP pada Februari 2022 sebesar 95,72 dolar AS per Barel.

Sedangkan angka sementara ICP Maret 2022 sampai tanggal 17 sebesar 114,77 dolar AS per barel.

"ICP sementara masih tinggi, di atas 114 dolar AS per barel, harga minyak Brent lebih tinggi lagi. Tingginya harga minyak tidak hanya berdampak pada APBN, tetapi harga penyediaan BBM," paparnya.

"Untuk melindungi masyarakat, BBM bersubsidi seperti misalnya solar, minyak tanah, dan BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat seperti Pertalite harganya tetap dijaga," sambung Agung.

Kisaran harga BBM non-subsidi di beberapa negara ASEAN, antara lain Singapura Rp 30.800 per liter, Thailand Rp 20.300 per liter, Laos Rp 23.300 per liter, Filipina Rp 18.900/liter, Vietnam Rp 19.000 per liter, Kamboja Rp 16.600 per liter, Myanmar Rp 16.600 per liter. (globalpetrolprices, 14 Maret 2022).

Sinyal rencana kenaikan harga BBM jenis Pertamax juga disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga yang menyebut harga jual BBM Pertamax seharusnya disesuaikan dengan situasi keekonomian saat ini.

Sebagai informasi, saat ini harga Pertamax yang dijual Pertamina berada pada kisaran Rp 9.000-an per liternya.

Arya menyebut, bisa dikatakan sekarang ini posisinya adalah seakan-akan Pertamina sedang mensubsidi Pertamax. Di mana, para konsumen Pertamax merupakan masyarakat pengguna mobil mewah.

"Artinya Pertamina mensubsidi mobil-mobil mewah yang memakai Pertamax. Ini perlu dihitung ulang supaya ada juga keadilan, jangan sampai Pertamina memberikan subsidi begitu besar kepada mobil-mobil mewah yang manfaatkan Pertamax," katanya.

Dia melanjutkan, beberapa negara lain menjual BBM sekelas Pertamax dengan harga di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per liter.

"Harusnya sekarang kita menghitung ulang jangan sampai pertamina mensubsidi mobil-mobil mewah yang memanfaatkan Pertamax," ungkap Arya.

PT Pertamina (Persero) hingga saat ini masih melakukan kajian soal harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax RON 92, seiring melonjaknya harga minyak dunia di atas level 100 dolar AS per barel.

"Masih on progres reviewnya, dan masih dikoordinasikan dengan stakeholder," kata Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina Irto Ginting.

Irto tidak dapat menyampaikan kapan proses kajian harga Pertamax 92 akan selesai, namun di sisi lain Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN seakan memberikan sinyal harganya akan dinaikkan.

Terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan untuk BBM jenis Pertalite ia menyarankan agar harganya tidak dinaikkan.

Sebab, meski harga minyak dunia mengalami kenaikan drastis pemerintah masih memberikan subsidi kepada Pertamina untuk penjualan Pertalite.

"BBM nggak naik. Pertalite enggak usah diubah dan ini sebabkan nanti (pemerintah) bayar kompensasi ke Pertamina," tuturnya. (Tribun Network/ism/sen/wly)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved