Tolak Penundaan Pemilu, Aksi Demonstrasi Mahasiswa di Bima Berujung Ricuh
Aksi demonstrasi yang digelar mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, berujung ricuh.
Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Aksi demonstrasi yang digelar mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, berujung ricuh.
Aksi ini digelar di depan kantor DPRD Kabupaten Bima, Senin (14/3/2022) dengan mengusung sejumlah tuntutan.
Tuntutan utamanya adalah, meminta DPRD Kabupaten Bima menolak wacana penundaan pemilu tahun 2024.
Koordinator aksi, Khairul Anas mengatakan, penundaan pemilu tidak memiliki dasar dan substansi sama sekali.
Selain itu tegasnya, menunda pemilu sama saja dengan mengkhianati daulat rakyat di dalam berdemokrasi.
Baca juga: Daftar Lokasi Penukaran Tiket MotoGP Mandalika 2022 di Kota Mataram Berikut Jadwal Shuttle Bus
Fakta lain yang diungkap HMI, pemerintah menciptakan situasi genting dalam negeri seperti kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah.
Di sisi lain, kelangkaan minyak goreng justeru menjadi panggung politik bagi partai untuk bagi-bagi minyak goreng gratis.
"Untuk itu, kami jelas menolak wacana penundaan pemilu," tegas Khairul Anas.
Selain menyoroti soal pemilu, HMI Cabang Bima juga mendesak dewan segera menanggulangi kenaikan BBM dan minyak goreng.
Termasuk juga beberapa fungsi pengawasan dewan, didesak untuk diintensifkan.
Baca juga: H Mujip Terpilih Jadi Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia wilayah Lombok Utara
Baca juga: JPO RSUD Sumbawa Rusak: Lantai Bolong, Pegangan Tangga Raib
Seperti dalam pembahasan APBD, yang harus melibatkan kalangan akademisi, adanya dugaan APBD siluman dan juga soal uji publik terhadap beberapa peraturan daerah.
Sayangnya aksi ini berujung ricuh, antara mahasiswa dengan aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi.
Satu orang mahasiswa dilaporkan mengalami luka-luka pada bagian kepala dan aksi demonstrasi akhirnya berhenti.
(*)