Wisata Lombok
Tradisi Unik Masyarakat Pulau Maringkik Sambut Ramadan: Tenun Sarung Sendiri
Bagi masyarakat Pulau Maringkik, adalah kewajiban utama bagi setiap orang untuk memiliki kain tenun ini
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Pulau Maringkik di Lombok Timur memegang predikat salah satu pulau terpadat.
Maringkik yang berpenduduk hampir 2 ribu jiwa ini memiliki tradisi unik sambut Ramadan.
Pulau dengan daya tarik jembatan pasir ini punya kerajinan yang khas, Kain Tenun Maringkik.
Beragam suku menghuni pulau gugusan karang-karang ini, mulai dari Sasak, Mbojo, Mandar, Enede, dan Buton sehingga punya ragam motif kain tenun.
Baca juga: Eksplor Pulau Maringkik, Gili dengan Penduduk Terpadat hingga Pulau Pasir Nan Eksotis
Baca juga: Menanti Kiprah Pokdarwis Pulau Maringkik Majukan Tempat Wisata Unik dengan Jembatan Pasir Ini
Bagi masyarakat Pulau Maringkik, adalah kewajiban utama bagi setiap orang untuk memiliki kain tenun ini.
Pasalnya kain tenun di pulau maringkik adalah kain yang digunakan dalam acara adat.
Seperti menghadiri pesta pernikahan hingga beribadah.
Pembina Kelompok Bunga Maringkik Abdul Kohar (26) menceritakan tradisi ini saat ditemui TribunLombok.com Kamis (10/3/2022).
"Kaum perempuan di Pulau Maringkik menenun kain dianggap sebagai syarat untuk menginjak kedewasaan," tuturnya.
Dalam menyambut bulan suci Ramadan, menenun adalah suatu kegiatan yang semakin rutin dilakukan.
Warisan tradisi mereka mengharuskan penggunaan Kain Tenun Maringkik saat Hari Raya Idul Fitri.
"Masing-masing dari anggota keluarga harus menggunakan kain tenun yang dibuat oleh wanita dari keluarganya masing-masing, baik itu, ibu, nenek, ataupun anaknya," ucap Kohar.
Maka tidak heran, selama bulan Ramadan kegiatan menenun jadi seperti ritual di sela menjalani ibadah puasa.
"Selama Ramadan seringkali kegiatan menenun menjadi kegiatan yang banyak di temui, pasalnya selain adat membuatkan kain tenun untuk anggota keluarga, banyak juga pesanan dari luar daerah yang masuk," ungkap Kohar.

Penjualan Kain Tenun Pulau Maringkik ini menambah penghasilan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
"Ramadan kemarin juga ada yang sampe dapat Rp 11 juta," sambungnya.
Kain tenun di Pulau Maringkik memiliki motif tersendiri, yaitu motif Sepak, motif Kotak, dan motif Kembangan.
Varian harganya mulai dari Rp400 ribu hingga Rp500 ribu tergantung motif.
(*)