Wisata Lombok

Tradisi Unik Masyarakat Pulau Maringkik Sambut Ramadan: Tenun Sarung Sendiri

Bagi masyarakat Pulau Maringkik, adalah kewajiban utama bagi setiap orang untuk memiliki kain tenun ini

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Warga Pulau Maringkik Lombok Timur sedang menenun, Kamis (10/3/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Pulau Maringkik di Lombok Timur memegang predikat salah satu pulau terpadat.

Maringkik yang berpenduduk hampir 2 ribu jiwa ini memiliki tradisi unik sambut Ramadan.

Pulau dengan daya tarik jembatan pasir ini punya kerajinan yang khas, Kain Tenun Maringkik.

Beragam suku menghuni pulau gugusan karang-karang ini, mulai dari Sasak, Mbojo, Mandar, Enede, dan Buton sehingga punya ragam motif kain tenun.

Baca juga: Eksplor Pulau Maringkik, Gili dengan Penduduk Terpadat hingga Pulau Pasir Nan Eksotis

Baca juga: Menanti Kiprah Pokdarwis Pulau Maringkik Majukan Tempat Wisata Unik dengan Jembatan Pasir Ini

Bagi masyarakat Pulau Maringkik, adalah kewajiban utama bagi setiap orang untuk memiliki kain tenun ini.

Pasalnya kain tenun di pulau maringkik adalah kain yang digunakan dalam acara adat.

Seperti menghadiri pesta pernikahan hingga beribadah.

Pembina Kelompok Bunga Maringkik Abdul Kohar (26) menceritakan tradisi ini saat ditemui TribunLombok.com Kamis (10/3/2022).

"Kaum perempuan di Pulau Maringkik menenun kain dianggap sebagai syarat untuk menginjak kedewasaan," tuturnya.

Dalam menyambut bulan suci Ramadan, menenun adalah suatu kegiatan yang semakin rutin dilakukan.

Warisan tradisi mereka mengharuskan penggunaan Kain Tenun Maringkik saat Hari Raya Idul Fitri.

"Masing-masing dari anggota keluarga harus menggunakan kain tenun yang dibuat oleh wanita dari keluarganya masing-masing, baik itu, ibu, nenek, ataupun anaknya," ucap Kohar.

Maka tidak heran, selama bulan Ramadan kegiatan menenun jadi seperti ritual di sela menjalani ibadah puasa.

"Selama Ramadan seringkali kegiatan menenun menjadi kegiatan yang banyak di temui, pasalnya selain adat membuatkan kain tenun untuk anggota keluarga, banyak juga pesanan dari luar daerah yang masuk," ungkap Kohar.

Perahu bersandar di pantai Gili Bembe yang dihubungkan dengan jembatan pasir ke Pulau Maringkik, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur.
Perahu bersandar di pantai Gili Bembe yang dihubungkan dengan jembatan pasir ke Pulau Maringkik, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. (DOK. POKDARWIS PULAU MARINGKIK)

Penjualan Kain Tenun Pulau Maringkik ini menambah penghasilan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.

"Ramadan kemarin juga ada yang sampe dapat Rp 11 juta," sambungnya.

Kain tenun di Pulau Maringkik memiliki motif tersendiri, yaitu motif Sepak, motif Kotak, dan motif Kembangan.

Varian harganya mulai dari Rp400 ribu hingga Rp500 ribu tergantung motif.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved