MotoGP Mandalika 2022

Rahasia di Balik Lombok Ex Hotel, Insting Pemilik Baca Peluang MotoGP Mandalika

Pemilik Lombok Eks Hotel Salim Jaber memiliki insting jitu membaca peluang ekonomi MotoGP Mandalika

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON
Salim Jaber duduk di salah satu kursi yang dijualnya, di tokonya, kawasan pantai Ampenan, Selasa (8/2/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK MATARAM – Pemilik Lombok Eks Hotel Salim Jaber memiliki insting jitu membaca peluang ekonomi MotoGP Mandalika.

“Waktu itu saya lihat akan datang MotoGP Mandalika, saya lihat ini sebagai sisi bisnis. Akan banyak hotel yang buka, baik baru maupun kembali,” tuturnya, Selasa (8/2/2022).

Salim Jaber adalah seorang pengusaha ulung, lahir dan tumbuh di Ampenan tahun 1964.

Bisnis pertamanya dimulai tahun 2012 di kawasan wisata Pantai Ampenan, dengan membuka arena bermain untuk anak-anak, berupa odong-odong, mobil-mobilan, hingga kolam bola, dan kolam pancing tiruan.

“Bisnis arena bermain itu yang paling enak, simpel dan enggak ruwet. Tapi sekarang sudah diteruskan oleh anak saya,” kata ayah dari empat anak tersebut.

Baca juga: Tes Pramusim MotoGP, Marquez dan Espargaro Bakal Pamer Livery Baru Repsol Honda di Sirkuit Mandalika

Baca juga: Bamsoet: Sukseskan MotoGP Mandalika, IMI Siapkan Dua Kapal Pesiar dari Bali ke Lombok

Baca juga: 20+ Data dan Fakta Sirkuit Mandalika, Arena Marc Marquez Cs Jalani Tes Pramusim dan Race MotoGP 2022

Salim membeberkan cara melatih insting bisnisnya melalui pergaulan di tongkrongan sambil mengikuti arus informasi di media.

Insting bisnis yang selalu terlatih itulah kemudian membawa Salim pada tahun 2020 dengan melebarkan siasat hingga menyentuh dunia mebel.

“Ada (hotel) yang tutup, ada yang pembaharuan barang, dari mereka-mereka inilah saya dapat (beli) barang,” ungkapnya.

Salim bercerita, tiap kali berbelanja untuk mengisi barang-barang di tokonya, Salim bisa mengangkut sebanyak 1 truk barang dari luar.

Salim juga telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang tersebar di bentang pulau Bali-NTB menggunakan sistem tender.

Sehingga ia pun tak perlu turun langsung ke lokasi hotel yang akan menjual barang.

“Tidak pernah saya hitung sekarang berapa sudah jumlahnya,” guraunya.

Salim memiliki dua cabang toko, pertama di tepi pantai Ampenan, kedua di seberang Taman Kota Sandik, Lombok Barat.

Ketika Tribunlombok.com mengunjungi Salim Jaber di toko miliknya di Ampenan, tampak barang-barang seperti kursi, meja, toilet, lemari, diletakkan sekenanya hingga memenuhi bagian dalam toko sampai ke pelataran.

Hanya ada ia seorang diri di toko miliknya, tidak terlihat ada penjaga yang bekerja di dalam.

Kecuali sejumlah orang yang bekerja sebagai tukang parkir di kawasan tersebut dan seorang pemilik warung.

“Mereka ini sudah yang jadi penjaganya,” cetusnya, sambil tertawa.

Adapun rata-rata harga dari barang-barang yang dijualnya miliki kisaran antara Rp3 juta hingga Rp8 juta.

Hampir semua barang-barang itu telah mengalami pemotongan harga dari harga aslinya, kendati kualitasnya terbilang masih baru.

“Ada itu pintu anti rayap saya jual Rp400 ribu, harga aslinya itu Rp16 juta,” katanya.

Dalam sekali transaksi dengan pembeli, paling banyak Salim bisa mengirim hingga 1 truk barang dengan jarak angkut terjauh ke pulau Jawa.

Waktu per bulan saja, Salim bisa meraum omzet paling sedikit Rp35 juta, baik dari pembeli dengan jumlah borongan atau bijian.

Terkait bagaimana para pembeli itu mengetahui keberadaan toko milik Salim, ia menjawab:

“Lewat facebook saya dan dari mulut ke mulut,” tanggapnya.

Baca juga: Sukseskan MotoGP Mandalika, 2 Helikopter Basarnas dan Lanud BIZAM Siap Bantu Evakuasi Pembalap

Baca juga: Gara-gara Lombok, Juara Dunia MotoGP Fabio Quartararo Jadi Jatuh Cinta dengan Indonesia

Baca juga: Daftar Tempat Pembalap MotoGP Menginap di Mandalika, Hotel Berbintang Villa dan Homestay

Sejak berbisnis di bidang ini, Salim mengaku tidak terlalu khawatir karena ia telah memiliki strategi keuangan dan pertimbangan-pertimbangan sederhana yang mendukung.

“Kita harus pikirkan sebelum memulai, apakah orang akan suka atau tidak dengan barang kita? Mahal atau tidak bagi mereka?,” katanya.

Untuk modal awal bisnisnya, Salim menggelontorkan dana sebesar Rp300 juta hingga Rp400 juta.

Kepada para bisnis baru ia berpesan melalui Tribunlombok.com, untuk menjalankan bisnis dengan sabar dan tahan menghadapi ujian.

“Paling bagus mereka berdikari ketimbang bekerja untuk orang lain. Apalagi sekarang, terutama yang muda, bisa berbinis menggunakan sosmed,” pungkasnya.

Sejak awal 2020 mencakup masa pandemi hingga Desember akhir, BPS NTB mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang mencapai 28,24 persen, mengalami penurunan jika dibandingkan TPK tahun 2019 yang menyentuh angka 41,26 persen.

Sedangkan TPK hotel non bintang di tahun yang sama hanya 14,13 persen.

Angka ini fluktuatif, mulai dari 4,49 persen di bulan April, hingga bulan Desember 2020 yang mencapai 21,78 persen sebagai yang tertinggi.

Namun perubahan pada angka okupansi justru terjadi jelang MotoGP Mandalika 2022.

Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengungkap okupansi hotel di Senggigi sudah capai 90% per hari Senin, 24 Januari 2022.

Di kabupaten tetangganya, Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, melalui kepala dinas Ainal Yakin, juga mengakui hal serupa.

”Sampai sejauh ini, presentase pemesanan penginapan di KLU telah capai 90%,” katanya, saat dihubungi Tribunlombok.com, Rabu (9/2/2022).

Dari data yang telah terpaparkan di atas ditambah dua contoh kasus dari dua kabupaten.

Selama pandemi 2020 awal hingga memasuki euforia MotoGP Mandalika 2022, Lombok yang sempat mengalami penurunan transaksi kini telah bangkit.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved