Kabar Artis

Deretan Tanggapan Terkait Ceramah KDRT Oki Setiana Dewi: Ria Ricis, Komisi IX DPR, Hingga Gus Nadir

Gus Miftah, anggota Komisi IX DPR RI, hingga Ria Ricis turut menanggapi ceramah KDRT Oki Setiana Dewi yang tuai kontroversi.

Penulis: Irsan Yamananda | Editor: wulanndari
Instagram/okisetianadewi
Aktris sekaligus pendakwah, Oki Setiana Dewi. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Oki Setiana Dewi jadi sasaran kemarahan warganet karena ceramahnya soal KDRT.

Banyak yang menyebut kakak Ria Ricis itu membenarkan penganiayaan.

Dalam ceramahnya, ia mengisahkan seorang istri yang dipukul suaminya di Jeddah.

Istri tersebut tidak menceritakan pemukulan itu karena ingin menutupi aib pasangannya.

Sontak, video ceramah itu menjadi sorotan dan ditanggapi banyak orang.

Mulai dari anggota Komisi IX DPR RI hingga Gus Nadir memberikan tanggapannya.

Baca juga: Tanggapi Ceramah KDRT Oki Setiana Dewi, Komisi IX DPR RI: Aib Itu Tak Bahayakan Fisik & Psikologis

Baca juga: Sebut Fenomena Oki Setiana Dewi Menggejala, Guru Besar UIN: Ia Publik Figur Berubah Jadi Ustadzah

Gus Miftah menyoroti pernyataan Oki Setiana Dewi terkait kisah kekerasa dalam rumah tangga (KDRT).
Gus Miftah menyoroti pernyataan Oki Setiana Dewi terkait kisah kekerasa dalam rumah tangga (KDRT). (Instagram @gusmiftah/@okisetianadewi)

Keduanya menyayangkan perkataan Oki Setiana Dewi.

Sementara Gus Miftah menduga Oki hanya salah dalam memilih diksi saat berdakwah.

Di sisi lain, Ria Ricis membantah jika sang kakak membenarkan perilaku KDRT.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut deretan tanggapan terkait video tersebut.

Baca juga: Tanggapi Ceramah Oki Setiana Dewi, Gus Miftah: Mukul Istrinya, Aku Imam Enggak Bisa Dong Bro

1. Ria Ricis

Ria Ricis dan Teuku Ryan
Ria Ricis dan Teuku Ryan (Kolase Instagram)

Menanggapi hal tersebut, Ricis menilai bahwa kakaknya itu tak bertujuan membenarkan adanya KDRT.

"Oh iya sempet rame tuh, tapi sebenernya kalau kita bisa melihat lebih teliti, itu sebenernya videonya dipotong," ujar Ria Ricis di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (5/2/2022).

"Dan itu kan Ustazah Oki kan menceritakan kisah, bukan beliau yang membenarkan KDRT," tutur Ricis.

Sebagai adik, ia tak bisa banyak bicara karena tak ingin nantinya menghakimi kakak sendiri.

Ia menilai bahwa sebagai penceramah, kakaknya itu sedang mendapat cobaan lewat hujatan warganet.

"Ricis juga enggak bisa menilai banyak lah, karena sesama manusia enggak pantes men-judge," ucap Ricis.

"Ricis percaya mbak Oki kuat banget dan Ricis percaya semakin tinggi pohon, angin makin banyak," tambahnya.

2. Gus Miftah

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Kalasan, Gus Miftah angkat bicara.

Gus Miftah menduga, Oki Setiana Dewi memilih kata yang tidak pas dalam memberikan contoh ceramahnya.

Baca juga: Oki Setiana Dewi Akhirnya Buka Suara setelah Ceramahnya Viral: Saya Sama Sekali Tak Membenarkan KDRT

"Mungkin, dugaan saya, pemilihan contoh dan pemilihan diksi kalimat yang kurang pas," kata Gus Miftah di akun Instagram @gusmiftah, Jumat (4/2/202).

Dalam hal ini, Gus Miftah menyebut bahwa Oki Setiana Dewi tak bermaksud untuk menormalisasikan KDRT

Pasalnya, kakak Ria Ricis itu juga merupakan seorang istri yang tidak mendukung adanya KDRT.

"Nah terkait dengan ceramah Ustazah Oki Setiana Dewi saya yakin Ustazah Oki juga istri kok.

Saya yakin beliau tidak sepakat dengan kekerasan dalam rumah tangga," tulis Gus Miftah dalam keterangan videonya.

Gus Miftah lantas memberi contoh hadits shahih yang menyebut suami dilarang memukul istri baik dengan tujuan mengingatkan atau memberi edukasi.

"Pukulan seorang suami kepada istri adalah pukulan yang tidak menyakiti."

"Memukulnya dengan menggunakan siwak atau seukurannya, yang tidak menyakiti dan hanya sebatas edukasi.

Maka dari hadits Aisyah tadi di dalam kitab majmu, di situ disebutkan, hadits ini adalah dalil terutama tidak memukul istri," ungkap Gus Miftah.

Baca juga: Tanggapi Ceramah Oki Setiana Dewi Soal KDRT, Gus Nadir: Nabokin Bini Bukan Aib yang Harus Ditutupi

Gus Miftah mendorong agar istri yang pernah atau sering menerima KDRT untuk melaporkan ke Komnas Perempuan.

Terkait aduan tersebut, Gus Miftah mengatakan hal itu tidak ada hubungannya dengan membongkar aib pasangan.

"Karena kadang-kadang suami itu berlebih-lebihan terlalu jauh melegitimasi diri sebagai pemimpin rumah tangga, sebagai imam."

"Mukul istrinya, 'Aku imam' nggak bisa dong bro, istri kita juga, begitu banyak membantu dalam rumah tangga. Ekonomi, bantu mengasuh anak, menyelesaikan pekerjaan rumah, melayani suami dan lain sebagainya," tutup Gus Miftah seperti dikutip dari Kompas TV dengan judul Duduk Perkara Ceramah Oki Setiana Dewi, Gus Miftah: Pemilihan Contoh dan Diksi Kurang Pas.

3. Gus Nadir

Oki Setiana Dewi dan Gus Nadir
Oki Setiana Dewi dan Gus Nadir (Kolase TikTok dan Twitter)

Gus Nadirsyah Hosen atau yang kerap disapa Gus Nadir memberikan tanggapan.

Baca juga: Berdakwah Soal KDRT, Oki Setiana Dewi Malah Banjir Hujatan, Dianggap Membenarkan Penganiayaan

Gus Nadir menegaskan jika ada suami yang memukul istri merupakan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Sebaiknya, jika mengalami KDRT harus lapor polisi.

"Kasih tahu sama sang ustadzah, kalau suami mukul istri itu sebenarnya bukan aib yg harus ditutupi oleh istri. Itu KDRT.

Harus lapor polisi.

Cerita2 begini justru membuat istri dipaksa menerima kelakuan suaminya yg brengsek atas nama jaga aib suami.

Istrimu bukan sasak tinju woy," tulis Gus Nadir.

Setelah itu, Gus Nadir membeberkan perbedaan aib dan kekerasan dalam rumah tangga.

"Aib suami yg mesti ditutupi istri itu spt suka ngorok dg irama ketukan 3/4;

suka ngupil taruh dibawah meja, baru semenit udah “loyo”; plus jadi fens MU. Itu semua aib.

Tapi kalau nabokin bini, itu bukan aib yg harus ditutup.

Itu KDRT yg harus diselesaikan, bukan disuruh ikhlas," tulisnya.

4. Komisi IX DPR RI

Menanggapi ceramah Oki Setiana Dewi mengenai KDRT yang dianggap aib, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menyebut harus membedakan aib dan KDRT. Hal ini disampaikannya dalam tayangan program Sapa Indonesia Akhir Pekan, Sabtu (5/2/2022).
Menanggapi ceramah Oki Setiana Dewi mengenai KDRT yang dianggap aib, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menyebut harus membedakan aib dan KDRT. Hal ini disampaikannya dalam tayangan program Sapa Indonesia Akhir Pekan, Sabtu (5/2/2022). (Tangkapan layar Kompas TV)

Mengenai peristiwa tersebut, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh angkat bicara.

Ia menyebut, ada tiga hal penting dari polemik ceramah Oki.

Pertama, kata Nihayatul, harus membedakan antara aib dan KDRT.

Kedua, harus melihat kondisi dari korban, kenapa korban harus bercerita.

“Ketiga, bagaimana sebenarnya agama, dalam hal ini Islam, bagaimana melihatnya,” kata dia dalam Sapa Indonesia Akhir Pekan Kompas TV, Sabtu (5/2/2022).

“Orang berbeda melihat aib.

Aib itu bagaimana sesuatu yang tidak membahayakan kesehatan fisik, psikologis dari seseorang,” lanjutnya.

Baca juga: Tanggapi Ceramah Oki Setiana Dewi, Gus Miftah: Mukul Istrinya, Aku Imam Enggak Bisa Dong Bro

Dia mencontohkan yang dimaksud dengan aib, salah satunya adalah pasangan suka buang angin sembarangan.

Itu tidak membahayakan fisik dan mental.

“Tapi kalau KDRT, itu tindakan yang merusak, membahayakan kesehatan dan keselamatan korban.”

Sehingga, lanjut Nihayatul, harus dilihat, kenapa korban harus berbicara. KDRT, kata dia diatur dalam UU No. 23 tahun 2004, sudah 17 tahun, UU tentang KDRT.

“Korban bercerita bukan untuk membuka aib, tapi salah satunya adalah menyelamatkan diri,” tegasnya.

Dalam Islam, menurut Nihayatul, ada tujuan dari hukum Islam, salah satunya adalah menjaga keselamatan diri, baik fisik maupun mental.

Kedua, tuturnya, korban harus bercerita untuk memutus tali kekerasan.

“Jadi ini bukan semata-mata soal hukum tapi memutus tali kekerasan.

Kalau korban sudah bercerita pada orang lain berarti kondisinya dia memang butuh diselamatkan, dia tidak mampu memutus kekerasan itu.”

Namun, bagi sebagian perempuan, mencritakan hal yang dialami dalam rumah tangga bukan hal mudah, karena  ada persoalan yang luar biasa di dalam otaknya,  yang mungkin sudah dicuci otak oleh pelaku.

Baca juga: PROFIL Oki Setiana Dewi, Ceramah KDRT Jadi Kontroversi, Belakangan Minta Maaf & Bikin Klarifikasi

“Bahwa kekerasan ini terjadi karena kesalahan kamu. Kalau kamu bercerita aibmu akan kelihatan, akan merusak martabat keluarga.”

Dia menegaskan, ketika ada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga bercerita, bukan sekadar bercerita seperti biasa.

Tapi dia bercerita karena dia membutuhkan pertolongan dan dia harus menyelamatkan diri.

“Bagi korban, yang pertama harus dilakukan adalah menyelamatkan diri.”

Ketiga, lanjut dia, tentang bagaimana Islam melihat kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Nihayatul mengatakan, kekerasan bukan ajaran dari Nabi Muhammad SAW.

Dia menceritakan kisah tentang nabi yang sedang bertengkar dengan istrinya, Siti Aisyah, yang merupakan anak dari Abu Bakar Shidiq.

“Saat itu Abu Bakar mau memukul Aisyah anaknya karena bertengkar dengan nabi, tapi nabi mencegahnya.”

Kisah lain, menurut Nihayatul, saat ada sahabat nabi yang melapor bhwa ada beberapa orang yang melamarnya.

“Nabi mengatakan, jangan menikah dengan si A, karena si A tidak punya finansial, jangan menikah dengan si B karena suka memukul.”

“Nabi melarang seseorang menikah dengan orang yang suka memukul,” tuturnya.

Baca juga: Klarifikasi Ceramah Soal KDRT, Oki Setiana Dewi Unggah Video Versi Full: Saya Sangat Menolak KDRT

Masih tentang kisah nabi, Nihayatul menjelaskan tentang adanya beberapa perempuan yang melapor ke nabi bahwa masih banyak laki-laki yang suka memukul.

Saat itu nabi mengatakan bahwa orang (pria) yang suka memukul perempuan bukan orang baik-baik dan bukan orang pilihan.

“Apakah saat itu nabi mengatakan, ‘Hey kamu jangan mengumbar aib orang?’ Tidak. ‘Hey kamu jangan menceritakan ke orang lain, jangan melapor, itu aib’. Tidak.

Nabi menerima masukan itu.”

Jika pun ada orang yang menyebut bahwa memukul untuk mendidik, Nihayatul menyebut ada garis yang cukup ketat dan melalui beberapa tahapan.

Pertama, harus dinasihati terlebih dahulu.

Kedua, pisah sementara.

“Baru memukul, itu pun juga harus dalam kondisi terukur.

Sekarang ini pelaku melakukan pemukulan bukan untuk memperbaiki hubungan tapi untuk melampiaskan emosi,” ucapnya.

“Bila membuka kasus KDRT itu dianggap aib, apalagi melakukannya.

Jadi itu yang ingin saya katakan bahwa kita harus melihatnya dari situ.”

(TribunLombok/ TribunJateng/ Tribunnews/ Kompas TV)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved